Jakarta, SERU.co.id – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, harga mie instan akan naik tiga kali lipat. Hal tersebut adalah imbas dari perang Rusia-Ukraina karena membuat gandum tertahan.
Stok gandum di Indonesia masih sangat bergantung pada impor. Gangguan pasok akibat perang ini tentunya sangat berpengaruh pada kebutuhan di dalam negeri.
“Kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum tidak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat,” seru Yasin, Senin lalu.
Merespon pernyataan tersebut, bos Indofood Franciscus Welirang buka suara. Ia mengatakan, harga gandum tertinggi sampai ke Indonesia baru Agustus dan September. Menurutnya, hal itu tidak akan berdampak banyak ke harga mi instan.
“Sampai Agustus dan September ini harga gandum tertinggi tiba di Indonesia, dampak kenaikannya juga tetap kecil. Nggak banyak pengaruhnya,” ungkap Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk itu, Rabu (10/8/2022).
Pria yang akrab disapa Franky itu menjelaskan mengapa harga mi instan tidak akan mengalami perubahan besar. Menurutnya, terigu dari gandum yang digunakan oleh perusahaannya tidak terlalu banyak.
“Kalau tahu costing mi instan baru orang mengerti bahwa mi instan bukan hanya terigu, komponen terigunya juga tidak besar-besar amat,” jelasnya, dikutip dari CNN Indonesia.
Diketahui, harga gandum mengalami kenaikan pesat akibat adanya perang Rusia-Ukraina. Harga per Rabu (10/8/2022), gandum naik hingga 8,17 persen dari tahun lalu. (hma/rhd)
Baca juga:
- Pelajar SMK di Malang Hilang Terbawa Arus Sungai Usai Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas
- Kenaikan Harga Jelang Nataru, Akademisi UMM Desak Pemerintah Perkuat Sistem Pangan Berkelanjutan
- Banjir Bandang Terjang Sumatra, Akademisi UMM Soroti Lemahnya Pengawasan dan Penegakan Hukum
- Raih Predikat Hotel Terfavorit di Batu Tourism Award 2025, Ini Kata GM Aston Inn Batu
- Bupati Sumenep Selamatkan Pegawai Honorer, Ribuan Pegawai Diangkat PPPK Paruh Waktu








