• Susuri mulai Arboretum Sumber Brantas hingga Jembatan Gadang
Malang, SERU – Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama beberapa organisasi masyarakat dan komunitas lingkungan hidup di Malang Raya menggelar “Susur Sungai Brantas”, selama 5 hari, Senin-Jumat, (11-15/11/2019).
“Susur Sungai Brantas 2019 dilaksanakan secara kolaboratif oleh berbagai pihak dari lintas sektor, baik oleh instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap operasional dan pemeliharaan Sungai Brantas, kebencanaan, pertahanan, maupun komunitas atau organisasi masyarakat yang selama ini telah aktif merawat sungai secara rutin,” ungkap Dirut PJT I Raymond Valiant Ruritan, ST, MT, Rabu (13/11/2019) sore.
Terlibat aktif, diantaranya Adventurers & Mountain Climbers (AMC), Gerakan Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (SaberS Pungli), Gerakan Kesadaran Alamku Hijau, Komunitas Kali dan Budaya “Cakrawala Mandala Dwipantara (CMD)” dan Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI) Jawa Timur. Turut pula memberikan dukungan sumber daya, yaitu Yonkes 2/YBH/2 Kostrad, Menarmed 1/PY/2 Kostrad dan BPBD se-Malang Raya.
Susur Sungai Brantas 2019 merupakan rangkaian beberapa kegiatan yang terfokus pada segmen antara Arboretum Sumber Brantas hingga Jembatan Gadang. Ada 3 etape yang dilalui peserta Susur Sungai Brantas, untuk melihat, mendata dan mengatasi potensi rawan longsor, limbah pabrik dan rumah tangga, serta permasalahan lainnya.
“Kegiatan susur sungai ini dilaksanakan dengan semangat merawat Sungai Brantas melalui pendekatan multi-perspektif, yaitu: ekosistem, teknik, budaya, pelibatan masyarakat dan kebencanaan. Dengan susur sungai Brantas ini, bukan lagi sektoral, namun secara bersama-sama. Sehingga dalam mengatasi permasalahan sungai Brantas lebih mudah dilaksanakan secara gotong royong. Saya sangat mengapresiasi, siapa lagi yang mau terlibat, kalau bukan kita?” tegas Raymond.
Kegiatan Komitmen Aksi Susur Sungai Brantas 2019 yang mengusung #KesadaranTerlibat #BrantasTuntas untuk Konservasi DAS Brantas pada aspek Ekologi dan Budaya ini, bertujuan untuk menumbuhkan semangat generasi muda agar terlibat secara aktif dalam menuntaskan permasalahan konservasi DAS Brantas.
“Selain untuk melihat secara langsung dan memetakan kondisi Sungai Brantas pada segmen hulu, susur sungai ini juga diharapkan dapat merawat rasa kepedulian yang telah dihimpun oleh masyarakat secara mandiri yang diwujudkan melalui aneka kegiatan konservasi, agar tetap terjaga keberlanjutannya,” tambah peraih IPK 3,97, saat menempuh magister Teknik Sipil UB 2007 ini.
Selain susur sungai, turut dilaksanakan kegiatan pengambilan foto dan video oleh drone, Rabu-Kamis (6-7/11/2019). Selanjutnya, Rabu (13/11/2019) menyelaraskan persepsi dan menguatkan komitmen tentang perlunya keterlibatan aktif, perhatian khusus dan kebijakan prioritas dalam upaya konservasi DAS Brantas.
Menurut kera Ngalam, kelahiran 12 Agustus 1969 ini, di sepanjang Sungai Brantas ada 17 juta penduduk yang memanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti kegiatan domestik, industri, pertanian, wisata dan perikanan. “Akan ada tim yang menggali informasi dari masyarakat setempat mengenai ritual maupun tempat penting dan bersejarah bagi peradaban di sekitar Sungai Brantas untuk diberikan penanda khusus,” tandas Raymond.
Ditutup dengan Semiloka yang menghadirkan para ahli, pemangku kebijakan, pelaku usaha, media massa dan masyarakat, agar kesemuanya dapat terlibat secara sadar dengan sasaran yang jelas dalam menuntaskan permasalahan konservasi DAS Brantas. Sebagai bentuk apresiasi, diberikan pula Udeng kepada para peserta. (rhd)