Kualifikasi Trial Game Asphalt 2019 Berlangsung Seru

• Paling banyak diikuti Rider asal Malang dan Jatim

Malang, SERU – Seri ke-4 Trial Game Asphalt 2019 di sirkuit Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, berlangsung seru. Pasalnya, seri ini disebut-sebut seri paling krusial dari seri lainnya.

Baca Lainnya

Pimpinan lomba, Jim Sudaryanto, menyampaikan alasan khusus dipilihnya kembali Malang sebagai venue salah satu seri Trial Game Asphalt tahun ini. Salah satu faktornya, yaitu sebagian peserta dari Jawa Timur, basic komunitasnya ada di Bumi Arema. “Malang ini basicnya teman-teman supermoto, dari kota-kota lain itu komunitasnya masih kalah banyak. Selain itu, sirkuit yang ada di Jatim, hanya sirkuit di Kanjuruhan M yang paling layak,” seru Jim, ditemui disela-sela free practice di sirkuit Stadion Kanjuruhan, Jumat (18/10/2019) sore.

Jim Sudaryanto, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Tercatat Trial Game Asphalt tahun lalu ada 57 rider yang bertarung di kelas trail 175 komunitas dan trail 150 komunitas pada seri Malang. Jumlah itu menjadi yang terbanyak dari seri lainnya. “Tahun ini, kami optimistis peserta di kelas komunitas akan lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Sehingga balapan semakin kompetitif dan seru. Ini sejalan dengan tujuan 76 Rider yang menjadi wadah bagi pecinta extreme sport untuk mengasah bakat dan kemampuan, sehingga bisa berprestasi di kancah nasional mapun dunia,” ucap Mario, CSP dari 76 Rider selaku penyelenggara Trial Game Asphalt.

Sementara, di kelas utama ada 3 kelas yang bakal menjadi tontonan seru. Pertama FFA 250cc, 175 open dan 175 non-pro. Ketiga kelas ini bakal memaksa panitia konsentrasi tinggi. Terutama di kelas FFA 250, karena poin para rider cukup ketat dari tiap-tiap putaran, sehingga persaingannya pun akan cukup ketat pula. “Kita akan perlu jaga sportifitas mereka. Dari segi sirkuit juga kita prepare sebaik mungkin untuk lebih safety. Karena mereka akan benar-benar fight di putaran ke-4 dan ke-5 untuk menjadi juara umum di Trial Game Asphalt 2019,” tambah Jim.

Disebutkan, kali ini karakter sirkuit di Kanjuruhan sangat jauh berbeda dengan sirkuit lain, bahkan juga berbeda dengan tahun sebelumnya. “Untuk kali ini kita setting trek-trek yang cukup straight panjang, speednya juga cukup tinggi, kemudian putaran-putarannya lebih lebar dan lebih besar. Pembalap lebih leluasa memacu kendaraannya. Terbukti dari timing pembalap tadi sudah kita hitung dengan transfonder itu lebih cepat. Meskipun panjang treknya sama panjang 900 meter,” tandas Jim. (rhd)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *