Malang, SERU.co.id – Pemkot Malang melalui Layanan Subbagian Administrasi Kemasyarakatan melawat ke Yayasan Samanggi Viriya Jalan Telaga Bodas Blok A No 1 Malang untuk ‘Silaturrahmi Walikota Malang Dengan Umat Beragama Tahun 2021’.
Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengungkapkan, keliling ke berbagai tempat ibadah untuk mengenal jemaah satu dengan agama lain. Lalu kembali ke visi dan misi beragama, mengingatkan kembali kepada manusia masing-masing.
“Mengingatkan kembali pada manusia dan masing-masing. Kehidupan kita tidak bisa sendiri, harus berdampingan,” seru Sutiaji, Senin (1/11/2021).
Menurutnya, ketika hak dan kewajiban bisa memenuhi dengan baik serta mengseimbangkan keduanya menjadi hak. Selanjutnya, Pemkot Malang juga ingin sambil memasyarakatkan yang menjadi komitmen negara melalui breakdown kepada daerah. Karena harus membangun sebuah kerukunan bersama.
“Ketika internal masing-masing sudah memahami asa dari agama yang diyakini, insyaallah kita bisa duduk berdampingan,” ungkap pria penyuka makanan pedas ini.
Di tengah silaturrahmi, ada sesi untuk berdiskusi kepada audien. Salah satunya, Agus Sumarto yang mengusulkan adanya penambahan guru Agama Budha. Hal tersebut beralasan, jumlah di Kota Malang hanya ada dua, satu guru sudah pensiun.

Sutiaji menanggapi usulan penambahan guru Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah diusulkan ke pemerintah pusat. Akan tetapi hanya sebatas jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sementara untuk SMA/SMK sederajat bukan menjadi wilayah Pemkot Malang untuk mengusulkan.
“Kita tidak ada otoritas untuk itu, kita hanya sebatas menyampaikan informasi kepada pusat. Insyaallah tetap nanti akan kita lanjutkan,” terang kepada SERU.co.id.
Jumlah guru menyesuaikan dengan kuantitas siswa. Alasan lain, memang karena di Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun ini tidak ada formasi Guru Agama Budha maupun Kristen.
“Dulu Pemkab ataupun Pemkot diberikan wewenang khusus diperbolehkan mengangkat guru honorarium. Tetapi sekarang tidak diperkenankan, harus mengusulkan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB),” jelas penghobi badminton tersebut.
Sutiaji menambahkan, ketika masyarakat rukun, tujuannya bisa mengarah ke pembangunan di Kota Malang bisa berjalan dengan baik. Selain itu, ketika ada persoalan bisa diselesaikan.
“Harapan dari jemaahnya bisa merata dilindungi, merasa senang. Ini dilihat minoritas, Agama Budha kecil dari agama yang lain,” tutupnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja