Tak Puas Jawaban Kades Terkait Dana Insentif
Gresik, SERU.co.id – Kurang puas atas jawaban kepala desa (Kades) Kembangan Kebomas Gresik Ngadimin dalam forum rapat, Senin (04/01) malam terkait tidak cairnya dana insentif untuk RT/RW selama tiga tahun, kini forum RT/RW desa Kembangan segera gelar rapat internal guna menelusuri anggaran yang sudah tercantum di link anggaran pendapatan belanja desa (APBDES) setiap tahunnya muncul.
Rapat yang sedianya akan digelar Rabu itu tak lain untuk berkoordinasi bagaimana langkah kedepan terkait dan insentif yang menjadi hak para ketua RT dan ketua RW.
“Kita para RW seluruh desa Kembangan segera mengadakan rapat untuk membahas dana yang menjadi hak kita setiap tahunya, sambil ngopi ngopi untuk mencari solusi bagaimana langkah kedepan,” ujar Ketua RW 10 Desa Kembangan Katik Alfarisi saat dikonfirmasi mepalui selulernya, Selasa (05/01/2021).
Sayangnya saat dikonfirmasi dimana dan jam berapa rapat RW hari Rabu (Hari ini) itu diadakan Katik tidak memberi tahu.
“Tempatnya dimana dan jam berapa kita masih berkoordinasi mas, doakan aja segera mendapatkan solusi. Kan ini juga hak kita hak ketua RT dan RW,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah usai rapat di balai desa, Kades Kembangan Ngadimin menjelaskan, bahwa dana insentif RT RW tahun 2018 sudah dicairkan. Menurutnya, soal insentif RT RW tidak dibayarkan adalah tidak benar.
Ia memerinci, tahun 2018 insentif cair sebesar Rp 1,2 juta per orang per tahun. Kemudian untuk tahun 2019 memang tidak ada insentif, karena pagu Pemda yang semula dipatok Rp 1,070 miliar ternyata hanya cair Rp 240 juta.
Sedangkan untuk tahun 2020 sebenarnya sudah cair pas di akhir tahun lalu, sebesar Rp 86 juta karena masing masing RT RW hanya mendapat Rp 1 juta.
“Tapi insentif 2020 sengaja kita jadikan Silpa, dan akan kami berikan setelah anggaran tahun 2021 digedok dewan,” pungkas Ngadimin sambil memanggil bendahara desa untuk menerangkan kepada awak media.
Perempuan yang mengaku bendara ini tak banyak memberikan jawaban. Saat ditanya ketika insentif yang sudah dianggarkan dan keluar namun kena apa tidak terealisasi dan cederung dijadikan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) dirinya hanya menjawab itu kebijakan pak lurah.
“Sudah cair akhir tahun kemarin, akan tetapi lebih aman kita silpakan, tapi nanti tetap kita kasihkan. Kalau yang bersangkutan sudah diberi tahu ada belum itu, itu kebijakan Pak Kepala Desa,” pungkas perempuan yang mengaku bendahara desa namun tak mau menyebutkan namanya. (sgg/ono)