Kota Malang, SERU
Kali ketiga, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Bawijaya (FTP UB) menggelar Internasional Conference on Green Agro-Industry and Bioeconomy (ICGAB) bertemakan “Mengoptimalkan upaya-upaya Green Economy melalui Inovasi di Era Agroindustri 4.0 untuk Memperkuat Pembangunan Berkelanjutan”, di Ijen Suites Hotel, Senin (26/8/2019). ICGAB merupakan sarana bereksplorasi, berbagi dan berkontribusi lebih lanjut hasil riset dan pengalaman terbaik dalam pengelolaan green agroindustry dan bioeconomy.
“Sebab tak hanya Indonesia, tetapi dunia telah ditantang untuk memberikan solusi konstruktif terhadap problematika ketahanan pangan, gizi dan masalah energi. Peranserta ilmuwan, peneliti, dan inovator sangat strategis dalam mendukung penyediaan pangan berkelanjutan secara komprehensif, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan,” jelas Dekan FTP-UB, Prof. Imam Santoso.
Melalui ICGAB, lanjut Imam, FTP UB terus memberikan kontribusi signifikan menemukan solusi permasalahan nasional. Berbagai langkah strategis melalui penelitian, pengembangan teknologi, permesinan, dan pengabdian kepada masyarakat, FTP juga serius menangani berbagai isu strategis. Seperti ketahanan pangan dan keamanan pangan, pengembangan sumber daya energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan degradasi lingkungan.
“Oleh karena itu, suatu kehormatan kami sebagai tuan rumah ICGAB untuk menyebarluaskan pengetahuan, hasil penelitian dan kemajuan teknologi, serta untuk bertukar ide dan berbagi kisah sukses di antara negara peserta,” tandas Imam.
Dalam ICGAB ketiga ini, para ilmuwan yang tampil sebagai pembicara, di antaranya Prof Seong Gu Hwang (Hakyong Korea National University, Korea), Prof Joong-Ho Kwo (Kyungpook National University, Korea), Dr Julianne H Grose (Brigham Young University, USA), Prof Kongkiti Phusavat (Kasetsart University), Dr Hens Saputra (BPPT, Indonesia), AssProf Phung Kim Le (Ho Chi Minh University of Technology, Vietnam), dan Dr Yusuf Hendrawan (Universitas Brawijaya, Indonesia).
Sementara itu, Ketua ICGAB 2019, Dr Agustin Krisna, mengatakan sekitar 200 peserta turut serta, baik dari dalam dan luar negeri, seperti Thailand, Philipina, Vietnam, Korea, Libya dan lainnya. Diharapkan, ICGAB mampu menyediakan platform dan peluang bagi akademisi, mahasiswa, pakar industri, peneliti, LSM, pembuat kebijakan, dan lainnya dari seluruh dunia untuk melakukan diskusi intelektual dan mengeksplorasi ide-ide dan solusi baru untuk mengatasi tantangan pembangunan berkelanjutan.
“Kebanggaan bagi FTP UB untuk menyajikan program bervariasi di ICGAB dengan berbagai sesi yang mencakup semua aspek inovasi dan kemajuan teknologi dalam pangan, energi dan lingkungan. Melalui presentasi, kontribusi, dan musyawarah dari pembicara dan delegasi, diharapkan tercipta interaksi dengan berbagai pihak untuk saling belajar dan berbagi ide untuk tujuan yang sama, yaitu menciptakan kualitas hidup manusia yang lebih baik,” terang Agustin. (rhd)