Dukung Pembangunan Resort Jurassic Park di Pulau Rinca
Jember, SERU.co.id – Proses pembangunan resort mewah di Pulau Rinca, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat dukungan dari Komisi IV DPR RI.
Komisi yang membidangi persoalan lingkungan hidup itu meyakini, pembangunan resort itu tetap menjamin kelestarian dari habitat komodo.
Diketahui pembangunan resort yang dilakukan sejak akhir tahun 2019 itu, sebelumnya banyak mendapat kritikan tajam dari berbagai pihak khususnya aktivis lingkungan hidup.
“Sejauh ini, Komisi IV solid mendukung rencana pemerintah tersebut, tidak ada penolakan, idealnya memang seperti itu,” ujar Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Nasdem di Komisi IV DPR RI Charles Meikyansyah saat di tengah giat resesnya di Jember, Jawa Timur, Senin (9/11/2020).
Charles juga menjelaskan, pembangunan resort kelas premium dengan Konsep Geopark itu, diyakini tidak akan mengganggu kelestarian ekosistem dari Komodo.
Menurut legislator dari Nasdem ini, pembangunan resort yang dijuluki ‘Jurassic Park’ itu malah diyakini pihaknya akan lebih menjamin konservasi hewan langka tersebut.
“Wilayah itu memang nantinya akan dibuat untuk umum. Dari sisi keamanan dan kenyamanan itu justru akan lebih baik. Penyelundupan nanti akan terseleksi (dicegah) dengan baik. Makanya kami mendukung atas rencana pembangunan resort pulau Komodo sebagai hewan yang dilindungi,” lanjut Charles.
Perlu diketahui, munculnya kontroversi soal pembangunan resort di Pulau Rinca ini mulai ramai setelah viral foto yang menunjukkan hewan komodo berhadap-hadapan dengan truk.
Selain itu, Pulau Rinca selama ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Pulau Komodo (TNK) bersama Pulau Komodo dan Pulau Padar, juga beberapa pulau kecil lain.
“Soal foto yang viral kemarin tentang komodo berhadap-hadapan dengan truk, dalam kasus-kasus tertentu, komodo memang dekat dengan masyarakat termasuk petani. Komodo itu memang termasuk binatang yang walaupun karnivora buas, tapi bisa berdekatan dengan manusia,” ungkapnya.
Charles juga menambahkan, terkait penggunaan alat-alat berat seperti truk dalam proses pembangunan resort premium di Pulau Rinca, Charles meyakini tidak akan sampai merusak kelestarian alam di kawasan tersebut.
“Sebab dari luas Pulau Rinca yang kurang lebih 198 km persegi tapi saya lupa pastinya, hanya sebagian kecil yang dibangun untuk resort premium. Jadi kalau kemudian (dianggap atau dinilai) mengganggu lokasi lepas liaran komodo, saya kira sama sekali tidak ada masalah,” pangkasnya. (ark/tog)