Unud Beri Sanksi ke Pelaku Perundungan Usai Insiden Mahasiswa Lompat dari Gedung

Unud Beri Sanksi ke Pelaku Perundungan Usai Insiden Mahasiswa Lompat dari Gedung
Universitas Udayana. (ist)

Denpasar, SERU.co.id – Seorang mahasiswa Sosiologi Universitas Udayana, TAS (22), meninggal setelah melompat dari lantai empat gedung FISIP, Rabu (15/10/2025). Usai kejadian, sejumlah mahasiswa justru menjadikan kematian korban sebagai bahan olok-olokan di media sosial. Pihak kampus pun menjatuhkan sanksi pengurangan nilai soft skill selama satu semester kepada para pelaku perundungan.

Kasi Humas Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi mahasiswa, korban tampak panik sambil membawa ransel dan mengenakan baju putih.

Bacaan Lainnya

“Sekitar 15 menit sebelum kejadian, korban terlihat mondar-mandir di sekitar lobi gedung. Seperti sedang melihat situasi. Tidak lama kemudian, korban tiba-tiba melompat dari lantai empat,” seru Sukadi, dikutip dari detikcom, Sabtu (18/10/2025).

Korban langsung dievakuasi petugas keamanan dan rekan mahasiswa ke RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar. Namun, meski sempat mendapat perawatan, nyawa TAS tak tertolong. Ia mengalami patah tulang pada lengan, paha, panggul dan meninggal dunia pukul 13.03 Wita akibat pendarahan internal.

Pasca kejadian, sejumlah mahasiswa menjadikan kematian TAS sebagai bahan olok-olokan di media sosial. Aksi itu memicu kemarahan warganet dan sorotan publik terhadap budaya empati di kalangan mahasiswa.

Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata menegaskan, pelaku perundungan bukan teman dekat maupun sekelas korban.

“Bullying itu muncul setelah T meninggal. Mereka tidak mengenal korban secara pribadi. Jadi bukan teman satu kelas maupun satu angkatan,” ujar Anom, Sabtu (18/10/2025).

Anom juga menjelaskan, berdasarkan keterangan keluarga, TAS memiliki riwayat gangguan kesehatan mental. Sejak duduk di bangku SMP dan sempat menjalani terapi psikologis.

“Namun saat memasuki dunia kuliah, korban memilih berhenti menjalani terapi,” katanya.

Ia menambahkan, kejadian ini menjadi pengingat penting agar mahasiswa lebih peka terhadap kondisi psikologis orang di sekitarnya.

“Setiap orang punya cara berbeda menghadapi tekanan. Kita tidak bisa menyamakan daya tahan mental seseorang dengan yang lain,” imbuhnya.

Universitas Udayana tak tinggal diam terhadap mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan tidak pantas pasca insiden. Dalam sidang organisasi mahasiswa (ormawa), kampus memutuskan memberikan sanksi pendidikan. Berupa pengurangan nilai soft skill selama satu semester.

“Kasus ini bukan sekadar tentang seorang mahasiswa yang kehilangan nyawa. Namun, tentang bagaimana kita sebagai komunitas akademik belajar tidak menambah luka dengan ejekan,” pungkas Anom. (aan/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim