Restrukturisasi Jadi Opsi Terbaik Utang Whoosh, Pemerintah Pastikan Tak Rugikan KAI

Restrukturisasi Jadi Opsi Terbaik Utang Whoosh, Pemerintah Pastikan Tak Rugikan KAI
Kereta Cepat Jakarta–Bandung.(ist/ KCIC)

Jakarta, SERU.co.id – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menyebut restrukturisasi utang menjadi opsi paling tepat menyelesaikan polemik Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Opsi ini disebut sudah dibahas dengan pihak China pada pemerintahan Jokowi. Sementara CEO Danantara menilai penyelesaian harus tetap memberikan dampak positif bagi PT KAI.

Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, persoalan utang proyek kerja sama strategis Indonesia–China tidak bisa diselesaikan lewat dana APBN. Ia menyebut, restrukturisasi utang merupakan opsi paling realistis. Bahkan sudah dibicarakan sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Bacaan Lainnya

“Restrukturisasi itu sudah kami sepakati dengan pihak China sebelum pergantian pemerintahan. Saya dari awal mengerjakan proyek ini, dan waktu saya terima, kondisinya memang sudah rusak. Kami audit lewat BPKP dan coba benahi,” seru Luhut, dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (17/10/2025).

Luhut mengaku, proses negosiasi sempat terhenti lantaran peralihan kepemimpinan dari Jokowi ke Prabowo pada Oktober 2024. Kini, Presiden Prabowo Subianto disebut akan menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres). Khususnya untuk membentuk tim khusus menangani restrukturisasi utang Whoosh.

“Kunci penyelesaian utang terletak pada kekompakan pemerintah dan komunikasi solid antara lembaga terkait. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan kalau pemerintah bekerja sama,” tegasnya.

Merespon pernyataan Luhut, Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani menegaskan, pemerintah masih mengkaji berbagai opsi penyelesaian utang. Terutama agar hasilnya menyeluruh dan berkelanjutan.

“Kita ingin penyelesaiannya komprehensif. Bukan solusi tambal sulam yang justru menimbulkan masalah baru,” kata Rosan, Jumat (17/10/2025).

CEO Danantara itu juga menjelaskan, hasil kajian akan dipresentasikan kepada sejumlah kementerian dan lembaga. Termasuk DEN, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan.

“Kami tidak hanya memikirkan sisi finansial. Ada aspek komunikasi dengan Pemerintah China juga. Termasuk dengan National Development and Reform Commission (NDRC) di Beijing,” ujar Rosan.

Rosan menambahkan, penyelesaian utang Whoosh harus berdampak positif bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai operator proyek. Ia menilai, langkah yang diambil tidak boleh membebani BUMN tersebut di masa mendatang. (aan/mzm)

 

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim