Ifan Seventeen Jadi Sorotan Tajam Usai Ditunjuk sebagai Dirut PFN

Ifan Seventeen di depan kantor PFN. (ist/ Instagram @ivolks_creative) - Ifan Seventeen Jadi Sorotan Tajam Usai Ditunjuk sebagai Dirut PFN
Ifan Seventeen di depan kantor PFN. (ist/ Instagram @ivolks_creative)

Jakarta, SERU.co.id – Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN). Penunjukan tersebut menjadi sorotan tajam dari berbagai kalangan, terutama para pelaku industri perfilman. Sebagai musisi, Ifan Seventeen dinilai tidak paham dengan industri perfilman.

Kabar ini pertama kali mencuat melalui unggahan di media sosial, dimana Ifan berdiri di depan kantor PFN disertai karangan bunga ucapan selamat atas jabatan barunya. Salah satu ucapan datang dari iVolks Creative, sebuah perusahaan yang juga turut didirikan oleh Ifan sendiri.

“Selamat bertugas, Riefian Fajarsyah/Ifan Seventeen atas jabatan barunya sebagai Direktur Utama Produksi Film Negara. Semoga sukses dan dapat lebih memajukan industri film Indonesia,” seru unggahan Instagram @ivolks_creative.

Langkah Ifan masuk ke jajaran pimpinan BUMN tak datang secara tiba-tiba. Sejak beberapa tahun terakhir, ia memang mulai menjajal dunia politik. Ia pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI melalui Partai Gerindra pada Pemilu 2014, kemudian mencoba kembali pada Pemilu 2019 lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun keduanya gagal.

Di luar dunia politik, Ifan juga sempat menjajal dunia seni peran. Pada tahun 2019, ia bermain dalam film Sukep: The Movie yang dirilis di bioskop lokal Kalimantan Barat. Selain itu, pada tahun lalu, ia juga menggandeng Prabowo Subianto sebagai bintang video klipnya.

Penunjukan Ifan menuai berbagai reaksi, salah satunya datang dari penulis skenario Andi Atthira. Ia secara terbuka menyampaikan keberatannya melalui media sosial.

“Nggak habis fikri, di luar nurul. Paham apa dia soal perfilman tiba-tiba ditunjuk jadi Direktur PT Produksi Film Negara? Apa yang bisa dia lakukan bagi dunia perfilman, selain bikin lagu mellow mendayu-dayu?,” tulisnya di akun Instagram @andi_atthira.

Ia bahkan menyebut, nama-nama lain yang dinilainya lebih layak menempati posisi tersebut. Seperti Deddy Mizwar dan Eros Djarot yang dikenal memiliki pengalaman panjang dan kontribusi nyata dalam dunia perfilman nasional.

“Sungguh saya tidak mengerti apa yang mereka pikirkan…!!! Ya Tuhan, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” tambahnya.

Sebagai informasi, PFN bukan sekadar perusahaan biasa. Institusi ini memiliki sejarah panjang dalam perkembangan perfilman nasional. Berdiri sejak 6 Oktober 1945 dengan nama Berita Film Indonesia (BFI), PFN telah mengalami berbagai transformasi kelembagaan hingga akhirnya pada 2023 resmi berbentuk PT Produksi Film Negara (Persero), berstatus sebagai BUMN.

PFN memiliki tanggung jawab strategis dalam memproduksi film edukatif, dokumenter, hingga proyek sinema yang mendukung pembangunan nasional dan kebudayaan Indonesia. Karena itulah, pemimpin lembaga ini dianggap harus memiliki kompetensi kuat di bidang perfilman, manajemen produksi, serta pemahaman terhadap dinamika industri kreatif. (aan/mzm)

disclaimer

Pos terkait