Pasutri di Wajak Berdayakan Masyarakat Produksi Keranjang Rotan dan Mendong

Proses produksi keranjang dari mendong dan rotan. (Seru.co.id/wul) - Pasutri di Wajak Berdayakan Masyarakat Produksi Keranjang Rotan dan Mendong
Proses produksi keranjang dari mendong dan rotan. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id – Sepasang suami istri (Pasutri), Kevin Salvava (24) dan Sabar (40), warga Desa Blayu, Kecamatan Wajak berdayakan masyarakat sekitar untuk membantu menjalankan usahanya. Yakni sebuah kerajinan keranjang yang terbuat dari mendong dan rotan.

Pemilik usaha pengrajin keranjang, Kevin Salvava menerangkan, usaha tersebut sudah dirinya dan suami dirikan sejak 6 tahun lalu. Dimana keahlian pembuatan keranjang tersebut berasal dari sang suami, yang merupakan asli orang Jepara, Jawa Tengah.

Kemudian di desanya merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya juga menanam tumbuhan mendong atau yang kerap disebut puruh tikus. Karena potensi itu pula, Pasutri ini kemudian menjalankan usaha tersebut dan mengkaryakan warga sekitar.

“Kami ada orang kerja harian, sehari 3 orang, yang dikerjakan dibawa pulang ada 15 orang. Prosesnya manual dianyam. Bahannya dari Gresik dan Jepara (rotan) Kalau mendong lokal di Desa Blayu,” seru Kevin saat dikonfirmasi SERU.co.id, Jumat (17/1/2025).

Dirinya menyebutkan, kerajinan ini biasanya dipesan oleh pembeli untuk beberapa fungsi. Seperti keranjang buah, keranjang hantaran manten, wadah hampers kue kering dan masih banyak lagi.

Untuk bahan-bahan yang digunakan, Kevin menyatakan terdapat tiga bahan dasar yang kerap dipakai seperti rotan, mendong dan batang bambu. Jika salah satu bahan mengalami kelangkaan di musim tertentu, ia akan memikir otak untuk membuat kreasi yang lain dengan menggunakan bahan yang ada.

Kevin mengaku, produk kerajinannya tersebut akan dibanjiri pesanan pada musim-musim tertentu, seperti Natal, Tahun Baru, Hari Raya Idul Fitri, Imlek, musim nikahan dan masih banyak lagi.

“Untuk Imlek biasanya untuk hampers kue kering. Imlek bisa ribuan untuk keranjang bambu. Untuk Lebaran ada 2500. Sebelum Natal, sekitar 2.000-an. Sekitar 1.000 untuk Natal dan 1.000 untuk Imlek,” tutur Kevin.

Harga yang dibandrol juga cukup variasi, untuk harga grosir per set dengan isi 2-3 keranjang paling murah dihargai Rp3 ribu. Dan paling mahal dirinya hargai Rp70 ribu, tergantung model, ukuran, tingkat kerumitan saat pembuatan.

Dikatakan Kevin, jika sudah terampil penggarapan keranjang tersebut akan cepat. Dimana dalam satu hari saja pihaknya bisa memproduksi hingga 50 buah keranjang.

Dirinya menambahkan, keranjang-keranjang tersebut biasanya dipasarkan ke beberapa tempat. Seperti Malang Raya, Gresik, Surabaya, Lumajang, Madiun dan Ponorogo. (wul/mzm)

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SERU Media Tepercaya (@serumediatepercaya)

disclaimer

Pos terkait