Situbondo, SERU.co.id – Ada yang menarik di pelabuhan Situbondo, Jawa Timur. Sapi kiriman dari luar pulau yang masuk ke pelabuhan ini tidak diturunkan di dermaga sebagai mestinya. Melainkan dilempar sebelum masuk dermaga dan dibiarkan berenang sendiri sampai daratan.
Salah satu pedagang ternak asal Kraksaan, Kabupaten Probolinggo Salehudin (47) mengatakan, sapi dilempar ke laut sudah berlangsung ber tahun-tahun sampai seperti tradisi. Hal itu dilakukan karena kurangnya fasilitas dermaga sandar kapal perahu kayu pengangkut ternak sapi dari madura.
“Hal ini dapat beresiko patah kaki maupun kematian pada sapi yang dilempar ke laut. Tapi itu terpaksa dilakukan,” katanya, Minggu (2/8/2020).
Ia lanjutkan, selama persiapan Idul Adha banyak mengambil sapi dari Pulau Sapudi Madura. Kemudian sapi itu diangkut menggunakan kapal kayu dibawa ke Situbondo. “Dikirim pakai kapal kayu dengan berisi sekitar kurang lebih 100 ekor sapi melalui pelabuhan Kalbut Situbondo,” tuturnya.
Setelah sampai di darat, lanjut dia, sapi tersebut dikarantina dulu selama satu hari dan diangkut ke Probolinggo dengan ongkos 250 ribu per ekor. “Yang jelas kondisi pelemparan sapi ini kurang bagus. Pedagang mengaku senang jika kapal bisa bersandar di dermaga pelabuhan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan, Kabupaten Situbondo, Kapten Miftakhul Hadi mengatakan, kapal motor kayu wajib bongkar muat dan sandar di dermaga pelabuhan.
“Jika dalam kondisi air laut surut, kapal diminta menunggu hingga air pasang dan dapat bersandar,” kata Miftakhul Hadi saat ditemui wartawan Memo X dikantornya, Minggu (02/08/2020).
Sambung dia, ada satu kapal yang memang secara konstruksi tidak bisa disandarkan di dermaga. Meskipun air itu pasang sapi-sapi tersebut tidak bisa diturunkan di dermaga, namun bisa diturunkan dikolam pelabuhan yang jaraknya tidak begitu jauh dengan dermaga.
“Jadi tetap saja sapi-sapi itu dilempar kelaut dan sapi-sapi tersebut berenang sampai dermaga,” tegasnya.
Lebih lanjut, Misbakhul Hadi menjelaskan, untuk kedepannya saya sudah mengajukan penambahan dermaga di sisi ujung timur, supaya kapal-kapal sapi semua bisa disandarkan di dermaga.
“Diharapkan bersama-sama antara pelabuhan kalbut dan pedagang sapi nanti semua yang bongkar muat di pelabuhan Kalbut ini, bisa dibongkar dengan layak di dermaga, “jelasnya.
Misbakhul Hadi menambahkan, kedalaman air saat surut sudah diukur 0,35 meter, jadi hanya 35 centimeter saja, ini yang menyebabkan kapal-kapal tidak bisa sandar di dermaga.
“Rata-rata dalam satu bulan ada kedatangan kapal yang melakukan bongkar muat di pelabuhan Kalbut ini sekitar 60 sampai 70 kapal per bulan, sehingga butuh mutlak penambahan dermaga untuk sandar di pelabuhan Kalbut,” pungkasnya. (her/im)