Pj Wali Kota Malang Optimis Inovasi SIMBA Asia SMPN 2 Malang Masuk Lima Besar Nasional

Pj Wali Kota Malang mengobrol bersama para siswa SMPN 2 Malang. (foto:afi)
Pj Wali Kota Malang bersama tim penilai saat visitasi di SMPN 2 Malang. (foto:afi)

Malang, SERU.co.id – Pj Wali Kota Malang pantau langsung FGD inovasi SIMBA Asia di SMPN 2 Malang. Pj Wali Kota Malang optimis inovasi tersebut bisa masuk lima besar tingkat nasional. Melalui inovasi tersebut, Pj Wali Kota Malang menegaskan setiap siswa mendapatkan hak belajar sama.

Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM mengatakan, inovasi SIMBA Asia menjadi satu dari empat inovasi layanan publik yang dipresentasikan pada Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi (PKRI) 2024, Selasa (16/7/2024) lalu. Inovasi tersebut berhasil masuk 10 besar tingkat nasional dari 800 inovasi.

Bacaan Lainnya

“Hari ini dilakukan visitasi dan penilaian langsung menuju lima besar. Inovasi ini menjadi bukti keseriusan Pemkot Malang dalam memfasilitasi siswa istimewa. Mereka bisa mendapatkan hak belajar sama dengan siswa reguler lainnya,” seru Wahyu, Selasa (23/7/2024).

Pj Wali Kota Malang Optimis Inovasi SIMBA Asia SMPN 2 Malang Masuk Lima Besar Nasional
Pj Wali Kota Malang mengobrol bersama para siswa SMPN 2 Malang. (foto:afi)

Menyaksikan visitasi tim penilai dari Kementerian PANRB, Wahyu optimis inovasi SIMBA Asia masuk lima besar. Ia mengatakan, tim penilai memberikan jempol setelah melihat langsung penerapannya.

“Pemantauan ini menunjukkan kita sudah sangat layak terpilih untuk diundang ke Jakarta. Namun terpenting inovasi yang dilakukan tidak berhenti sampai di sini saja. Harapannya bisa dilakukan dan direplikasi oleh SMP lainnya, baik negeri maupun swasta,” beber pria ramah senyum itu.

Sementara itu, Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana menyampaikan, tim penilai mengapresiasi SMPN 2 Malang. Seharusnya tidak bisa diterima reguler tetapi diterima. Kota Malang tidak ingin membedakan siswanya.

“Alhamdulillah, dari 800 inovasi yang mengikuti lomba diambil 99, kemudian 10 besar dan 5 besar. Pencapaian ini tidak terlepas dari kesadaran guru-guru yang luar biasa. Mereka tetap bersedia mengajar anak istimewa meskipun tanpa pendamping,” ungkapnya.

Menurut Suwarjana, inovasi tersebut penting untuk diterapkan di sekolah-sekolah di Kota Malang. Pasalnya ada ribuan anak istimewa yang bersekolah di Kota Malang. Di SMPN 2 Malang terdapat 20-25 persen anak inklusi.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Malang, Riatiningsih SPd MM mengungkapkan, pihaknya sudah mulai melayani siswa inklusi sejak tahun 2022. Namun pelaksanaan inovasi SIMBA Asia baru dilaksanakan tahun 2023.

“Kami memutuskan melaksanakannya setelah temuan sebanyak 17 anak yang ternyata perlu pendampingan khusus. Awalnya para orang tua menolak, tapi kami berikan pengertian. Kemandirian perlu ditanamkan, khususnya dalam kehidupan sehari-hari ” bebernya.

Terakhir, berharap, visitasi tersebut mendapatkan hasil terbaik. Kemudian SIMBA Asia terus berlanjut. Menurutnya, inovasi ini menunbuhkan karakter simpati dan empati siswa. (afi/ono)

 

disclaimer

Pos terkait