Malang, SERU.co.id – Bakal Calon Wakil Bupati Malang, Puguh Wiji Pamungkas berkunjung ke kantor PWI Malang Raya, Jumat (12/7/2024) siang. Anggota DPRD Jatim terpilih ini soroti banyak hal, mulai dari pertanian, pariwisata, anak muda hingga nelayan. Menurutnya, ada banyak potensi Kabupaten Malang berskala nasional yang perlu dikembangkan.
Direktur RS Wajak Husada, drh H Puguh Wiji Pamungkas mengatakan, dirinya memutuskan terjun ke dunia politik setahun sebelum Pemilu 2024. Sebagai orang yang lahir dan besar di Kabupaten Malang, jiwanya merasa terpanggil untuk berkontribusi lebih banyak kepada kampung halamannya.
“Sejak memulai bisnis kesehatan di Wajak Malang pada tahun 2011, sudah banyak kegiatan sosial yang saya lakukan. Mulai dari membangun masjid, musala, sunat gratis dan lainnya. Namun saya merasa tidak cukup hanya dengan itu, harusnya bisa merubah hajat hidup orang banyak,” seru Puguh, alumni Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali ini.

Lewat niat tulus itu, Puguh akhirnya lolos sebagai DPRD Jawa Timur periode 2024-2029. Tak cukup sampai di situ, dirinya terus didorong oleh masyarakat untuk maju sebagai kepala daerah. Pada Pilkada 2024 nanti, ia mantap maju sebagai calon wakil Bupati Malang.
“Kabupaten Malang sangat luas dan menjadi daerah dengan penduduk terbanyak kedua di Jawa Timur. Kabupaten Malang memiliki potensi di bidang pertanian, perkebunan, peternakan hingga pariwisata. Dari gunung sampai laut punya wisata,” bebernya.
Untuk itu, satu misi pentingnya ialah membuat ekonomi perdesaan kuat. Menurutnya, generasi muda harus difasilitasi dan diberi akses mempertahankan lahan hijau. Salah satunya dengan mindset bertani itu keren.
“Jangan biarkan eksodus urbanisasi dari desa ke kota terus terjadi. Anak muda tinggal di desa dan berkarier di desa. Berikan fasilitas dan perbaiki infrastruktur, ada dana desa, APBD bahkan APBN,” ungkap mahasiswa doktoral Ilmu Sosial Unmer ini.
Lebih lanjut, Puguh mengungkapkan, forum ‘rembuk desa’ yang melibatkan banyak orang perlu digalakkan. Ia merasa setiap masalah harus diselesaikan dengan mengobrol. Mulai dari masalah kampung tematik, BBM bagi nelayan hingga pupuk bagi petani.
“Kita butuh regulasi untuk kampung tematik yang tidak hanya merangsang untuk muncul tetapi cara agar tetap eksis. Pembangunan infrastruktur juga jangan melupakan kesiapan SDM dan masyarakat sekitarnya,” terangnya.
Tak hanya itu, Puguh juga menyoroti keterbatasan dokter hewan dan tenaga medis, serta Puskeswannya. Ia melihat masih banyak pihak memotong hewan di rumah, sehingga berpotensi menyalahi regulasi. Seperti menyembelih hewan betina yang sedang bunting.
“Pemerintah harus hadir, berikan benefit kalau di RPH itu sudah dijamin halalnya, kesehatan, kualitas dan sebagainya. Saya yakin Kabupaten Malang berpotensi menjadi pusat peternakan nasional,” tuturnya.
Terakhir, Puguh juga prihatin terkait nelayan yang terpaksa berhutang BBM. Menurutnya, pendirian SPBU atau tempat pengisian BBM khusus di daerah pantai layak dilakukan. Misalnya di Pantai Sendang Biru.
“Kalau sudah jadi kepala daerah pasti bisa, tinggal perintah. Di desa tidak ada sinyal, ajak Telkomsel berdiskusi. Intinya kepala daerahnya harus peduli,” pungkasnya. (afi/ono)