Jember, SERU.co.id – Jasa penerjemah profesional merupakan profesi yang sangat langka dan sulit untuk dijalani, terutama di Kabupaten Jember. Zakkyl Fikri Pratama, pria berusia 28 tahun asal Batam, Kepulauan Riau justru memilih menjalani profesi tersebut.
Ditengah gempuran jasa terjemahan melalu AI (Artificial Intelligence), pria yang telah belasan tahun tinggal di Jember itu justru memilih menjalani profesi sebagai penerjemah profesional yang menggunakan tenaga manusia.
Menurutnya, jasa terjemahan melalui AI dianggap masih belum sempurna dibandingkan dengan menerjemahkan suatu bahasa menggunakan tenaga manual atau manusia secara langsung.
“Yang membedakan kami dengan layanan AI atau layanan dari aplikasi penerjemah umum adalah cara kami dalam menerjemahkan bahasa. Translation Transfer selalu melibatkan penerjemah penutur asli yang tentunya telah tersertifikasi,” kata pria yang karib disapa Zakky, Senin (1/7/2024).
“Jadi kalau ada klien yang membutuhkan jasa penerjemah misalnya Inggris ke Indonesia, maka yang wajib menghandle adalah orang yang menguasai kedua bahas itu. Karena dengan begitu, kita bisa menciptakan sebuah karya bahasa yang berlaku wajar gaya bahasanya, pilihan kata dan maknanya, sesuai dengan pemahaman calon pembaca produk itu,” sambungnya.
Lebih lanjut, Zakky menjelaskan, ia mendirikan kantor Translation Transfer di rumahnya, Perumahan Puri Bunga Nirwana, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Jember.
“Kalau kantornya kami dirikan di Jember ini sejak tahun 2018. Karena kebetulan, saat itu kami melihat Jember ini sebagai daerah yang potensial. Dan memang belum ada jasa serupa yang berdiri disini,” jelasnya.
Klien yang ia peroleh, lanjut Zakky, kebanyakan dari unsur pemerintahan yang meminta untuk menerjemahkan sebuah dokumen penting. Ada juga dari sejumlah mahasiswa yang sedang berkuliah di luar negeri dan klien-klien lain yang memang membutuhkan jasa penerjemah ke berbagai bahasa asing.
“Malah tawaran itu banyak dari unsur pemerintah, biasanya mereka meminta menerjemahkan dokumen penting. Tapi ada juga yang meminta jasa interpreting, yaitu menerjemahkan bahasa secara langsung sambil berbicara,” ucapnya.
“Ada juga klien yang dari mahasiswa, nah mereka ini kebanyakan itu yang kuliah di luar negeri dan meminta untuk menerjemahkan skripsi atau semacam tugas akhir di kampusnya gitu,” sambung Zakky.
Zakky mengatakan, industri usaha penerjemah dan juru bahasa ini, masih sangat awam di Jember bahkan di Indonesia. Tak hanya itu, banyak orang yang tak mengerti, pentingnya jasa ini untuk bidang industri internasional.
“Industri ini (usaha penerjemah dan juru bahasa), masih awam di Indonesia. Sehingga saya menjadi pelaku usaha yang cukup minim (peminat) di Indonesia. Bahkan di Jember saya adalah satu-satunya layanan bahasa yang tersumpah dan tersertifikasi. Minimal tersertifikasi HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia),” jelasnya.
“Pada dasarnya, pekerjaan kami adalah mengolah bahasa asing. Dalam penerjemahan, kita harus memahami adanya istilah khusus yang berlaku dalam setiap bidang. Untuk perusahaan produsen gadget misalnya, memiliki perbedaan penggunaan istilah dengan yang berlaku di industri produsen alat medis, beda lagi dengan hukum, bahkan untuk dunia hiburan seperti film. Itu ada karakteristik masing-masing,” jelasnya.
Sementara itu, Fenna (21), salah satu mahasiswi Nanyang Technological University Singapura, memilih menggunakan jasa penerjemah di Jember ini. Fenna mengatakan, ada sebuah seminar yang akan dia isi di sebuah sekolah di Singapura dengan menggunakan bahasa mandarin beberapa bulan kedepan.
“Saya cuma bisa bahasa Inggris dan Indonesia. Dan kebetulan sekarang pulang ke Jember, sekalian saya survey jasa penerjemah disini. Akhirnya ketemu sama Translation Transfer ini, yaudah sekalian saya gunakan untuk menerjemahkan bahan seminar dan presentasi sebelum kembali ke Singapura,” ujar Fenna.
Dirinya lebih memilih menggunakan jasa penerjemah langsung dan enggan menggunakan AI atau Google Translate.
“Ya kalau pakai AI apalagi Google Translate itu kurang pas, saya pengennya bahasa mandarin yang digunakan untuk seminar ini adalah bahasa yang sehari-hari digunakan. Jadi tidak kaku seperti AI,” jelasnya.
Lebih lanjut, Fenna menyebut jika jasa penerjemah di Jember ini tarifnya tergolong murah jika dibandingkan jasa penerjemah di Singapura itu sendiri.
“Kalau disana itu mahal, kemarin sempat tanya-tanya disana itu harganya kisaran 400-500 ribu rupiah per lembar. Tapi kalau di Jember ini hanya sekitar 100-150 ribu rupiah saja per lembarnya. Itu termasuk murah banget,” pungkasnya. (amb/mzm)