Jelang Pilkada Serentak, Ada 6-10 TPS Titik Rawan di Jember

Kapolres Jember, AKBP Bayu Pratama Gubunagi. (Seru co.id/amb) - Jelang Pilkada Serentak, Ada 6-10 TPS Titik Rawan di Jember
Kapolres Jember, AKBP Bayu Pratama Gubunagi. (Seru co.id/amb)

Jember, SERU.co.id – Kapolres Jember, AKBP Bayu Pratama Gubunagi menyebut ada 6 sampai 10 titik rawan Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) yang digelar bulan November 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan disela-sela kegiatan Upacara HUT Bhayangkara ke-78 di Lapangan Kecamatan Sukorambi Jember. Bayu mengatakan jika pihaknya juga telah berkoordinasi terkait pra-pemilukada dengan pemerintah setempat.

Bacaan Lainnya

“Koordinasi itu, sebagai upaya untuk menciptakan suasana kondusif dan menciptakan keamanan di wilayah Kabupaten Jember. Upaya itu kami lakukan sesuai petunjuk langsung dari Polda Jawa Timur,” kata Bayu pada wartawan, Senin (1/7/2024).

“Kami juga melakukan perhitungan indeks potensi kerawanan Pemilukada. Tujuannya untuk menentukan daerah-daerah yang kategori rawan, kurang rawan, ataupun sangat rawan. Karena ini berpengaruh pada jumlah pengamanan, atau jumlah personel pengamananan yang akan dilibatkan,” sambungnya.

Koordinasi pra Pemilu yang dilakukan, kata Bayu melanjutkan, terkait pemetaan titik rawan. Diketahui ada di sejumlah TPS wilayah Jember yang menjadi titik rawan di Pemilukada mendatang.

“Saat ini berdasarkan koordinasi yang dilakukan oleh Polres Jember, disimpulkan tidak ada kategori sangat rawan. Tapi yang ada adalah, kurang rawan dan rawan. Untuk titik rawan tidak banyak, hanya ada di kurang lebih 6-10 TPS,” sebutnya.

Namun demikian, lanjutnya, dari pemetaan titik rawan TPS yang dilakukan. Katanya, hal itu bersifat dinamis. Dirinya juga belum bisa menyebutkan daerah mana saja yang menjadi titik rawan, sesuai dengan petunjuk dari Polda Jawa Timur. Pihaknya juga lebih mengedepankan upaya cooling system.

“Kalau nanti menjelang Pemilukada situasinya semakin kondusif, nanti bisa kita turunkan menjadi kategori kurang rawan. Tapi kalau ternyata mendekati Pemilukada intensitas politik cukup tinggi, maka nanti bisa kita tingkatkan statusnya menjadi kategori rawan,” ulasnya.

“Maaf untuk wilayah rawan secara detail tidak boleh saya sampaikan. Karena nanti masyarakat di sana cemas. Tapi kami saat ini melakukan cooling system terhadap daerah-daerah yang sering didatangi polisi dan diajak dialog itu. Mulai dari tokoh maupun penyelenggara pemilunya. Kemungkinan itu yang disebut paling rawan,” ujarnya.

Bayu juga mengatakan, saat ini Polres Jember mendapat bantuan dana hibah dari Pemerintah Kabupaten untuk keamanan jelang Pilkada.

“Alhamdulillah Polres Jember juga mendapatkan dana hibah dari Pemkab untuk pengamanan Pemilukada. Jumlahnya cukup besar, ini yang harus kami kelola dengan baik. Agar efektif, efisien, dan tidak salah dalam penggunaannya,” pungkasnya. (amb/mzm)

disclaimer

Pos terkait