Ketua PKL Alun-alun Kota Batu, Puspita Herdisary dalam kesempatan itu ikut menyampaikan aspirasinya. Ia berharap Kebijakan apapun yang nantinya dibuat harus menguntungkan banyak pihak. Salah satu kebijakan yang dianggapnya merugikan para PKL yakni adanya larangan bus parkir di alun-alun Kota Batu yang menurunkan pendapatan sekitar 80 persen. Ia juga menyayangkan, Alun-alun Kota Batu sudah tidak lagi menjadi tujuan wisata favorit.
“Sejak wahana Ferris wheel mati, itu cukup mempengaruhi minat orang datang ke Alun-alun Batu,” cetusnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Wisata Petik Apel Kota Batu, Arohman Mustofa menyampaikan harapannya agar pemerintah tidak mudah memberikan ijin alih lahan pertanian wisata menjadi lahan akomodasi. Pasalnya, lahan apel saat ini kian terbatas. Menurutnya, lahan pertanian Apel di Kota Batu sudah sangat berkurang, dibawah 1.000 hektar. Ia pun mengeluhkan tidak adanya kesepakatan harga maupun standart pelayanan wisata dan kebun Apel yang dijadikan lahan pariwisata.
“Ditambah saat ini wisata petik apel juga ada intervensi dari pihak non wisata yang akhirnya merusak harga pasaran.” keluh Tofa, sapaannya.
Mewakili Dinas Pariwisata Kota Batu, Kabid Ekonomi Kreatif (Ekraf) dan Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan Disparta Batu Suhartiningsih menerangkan, terdekat pihaknya akan dilakukan workshop bagi seluruh insan pariwisata. Salah satunya adalah workshop bagi pengembangan pemandu wisata yang ada di Desa. Dinas Pariwisata Kota Batu menyatakan siap mendukung dan memfasilitasi untuk peningkatan kualitas SDM.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Disparta Kota Batu, Dwi Nova Andriany dalam sarasehan tersebut ikut buka suara. Ia mengatakan, dalam kegiatan pemasaran Pariwisata Kota Batu, pihaknya menerapkan system cluster, sntara lain system nasional. Dimana ada sekitar 70- event dengan skala nasional yang 50 persen anggarannya berasal dari Dinas Pariwisata Kota Batu, bersinergi dengan pelaku pariwisata kota Batu.
“Akan ada Expo untuk sarana promosi dan pemasaran pariwisata yang ada di Kota Batu,” sebutnya.
Ia pun tidak menampik adanya keterbatasan anggaran pada Dinas Pariwisata, sehingga belum banyak ajang pameran dan event internasional yang bisa diikuti. Harapannya kedepan, event pameran bisa dilaksanakan langsung dengan pihak pelaku pariwisatadan diikuti langsung oleh pihak pelaku pariwisata.