BGC Gelar Sarasehan Kepariwisataan, Pelaku Pariwisata Batu Ungkap Sejumlah “Uneg-uneg”

BGC Gelar Sarasehan Kepariwisataan, Pelaku Pariwisata Batu Ungkap Sejumlah "Uneg-uneg"
Sarasehan tentang Evaluasi Kebijakan Pariwisata, oleh Batu Guide Community. (foto: dik)

Batu, SERU.co.id – Komunitas Pemandu Wisata Batu, Batu Guide Community (BGC) mengadakan kegiatan Saraseharan Kepariwisataan bertema “Evaluasi kebijakan Pariwisata”. Kegiatan dilaksanakan di Lantai 3, Buah Tangan Resto, Jalan Raya Mojorejo 374, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jumat (5/4/2024) malam.

Acara dihadiri oleh Dinas Pariwisata Kota (Disparta) Batu, Dinas Perhubungan (Dishub) Batu, sejumlah Stakeholder Pariwisata, antara lain Forum Desa Wisata (Fordewi), Batu Professional Tourism Association (BAPTA) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia ( DPC HPI) Batu. Hadir pula Paguyuban Wisata Petik Apel Batu, Ketua Paguyuban PKL Alun- Alun Batu dan sejumlah pelaku wisata Oleh-oleh, Operator outbond, Obyek Wisata, Biro perjalanan dan lain sebagainya.

Bacaan Lainnya

Dewan Pembina BGC, Ilham Adilia yang juga bertindak sebagai moderator mengatakan, sarasehan yang digelar kali ini merupakan kegiatan yang ke-7 kalinya. Dalam kegiatan sarasehan, selalu mengundang stakeholder pariwisata dan pelaku pariwisata se-Kota Batu. Sarasehan yang digelar memberikan kesempatan untuk setiap peserta menyampaikan aspirasi, kririk, keluhan dan masukan terkait kebijakan pemerintah terhadap kepariwisataan di Kota Batu.

BGC Gelar Sarasehan Kepariwisataan, Pelaku Pariwisata Batu Ungkap Sejumlah "Uneg-uneg"
Akademisi pariwisata, Dr. Edriana Pangestuti, SE., M.Si menyampaikan paparan. (foto: dik)

“Hasil dari sarasehan ini nantinya akan menjadi nota rekomendasi untuk kebijakan kepariwisataan yang ada di Kota Batu, karena hubungannya dengan RPJMD untuk 25 tahun kedepan,” serunya.

Akademisi pariwisata, Dr. Edriana Pangestuti, SE., M.Si mengawali sarasehan dengan memaparkan tentang beberapa hal terkait kunci sukses kepariwisataan. Antara lain Pilar Pariwisata, pengembangan destinasi, Industri dan Pemasaran Pariwisata, pengembangan sumber daya manusia kepariwisataan dan kelembagaan pariwisata. Saat ini, permasalahan yang masih sering dihadapi seputar Tata Kelola Destinasi Pariwisata, Atraksi wisata yang belum berkelanjutan, aksesbilitas pariwisata, destinasi wisata berkelanjutan dan destinasi pariwisata tangguh.

Baca juga: Kadisparta Batu Lantik Kepengurusan BGC 2024-2029

“Yang menjadi isu strategis antara lain pengembangan pasar wisata, branding yang ikonik dan konsisten, pemasaran cerdas berbasis digitalisasi data, pemberdayaan masyarakat dan komunitas, standar dan sertifikasi kompetensi untuk pengembangan SDM pariwisata berkelanjutan,” serunya.

Kabid Angkutan Dishub Batu, Hari Juni Susanto dalam sarasehan ini menjawab tentang keluhan terbatasnya lahan dan kantong parkir di Kota Batu. Oleh karena itu diusulkan Gelora Brantas menjadi rest area, sehingga akan digunakan armada shuttle menuju ke destinasi pariwisata. Sejauh ini, ia mengakui masih banyak pelaku wisata yang kurang dalam penyediaan sarana parkir.

“Dishub Batu menghimbau kepada pengusaha untuk membuat area parkir. Hal ini karena mempertimbangkan wilayah geografis yang bergunung-gunung, membuat kesulitan adanya kantong parkir. Sementara volume kendaraan yang masuk ke Kota Batu sangat tinggi,” ungkapnya.

disclaimer

Pos terkait