Malang, SERU.co.id – Caleg DPR RI Partai Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) V Jatim Ahmad Irawan mengajak pemilih benar-benar paham akan teknis pencoblosan. Artinya setiap pemilih harus tahu jenis surat suara. Untuk itu, setiap Caleg perlu memberitahukan pada pemilih tentang jenis surat suara yang akan diberikan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Pada Pemilu ini, ada 5 jenis surat suara yang akan dicoblos masyarakat. Itu masyarakat harus tahu, jangan sampai nanti di TPS (tempat pemungutan suara) masyarakat bingung, kok ada 5 surat suaranya,” ucap Ahmad Irawan.
Penegasan Ahmad Irawan itu mengingat jadwal pelaksanaan pencoblosan surat suara Pemilu dan Pilpres 2024 semakin dekat. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun sudah melakukan sosialisasi dan simulasi pemungutan suara di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ia berharap pemilih pun semakin paham.
Menurut Irawan, disisa waktu yang tersedia sebelum masuk hari tenang pada 11 Februari mendatang. Caleg harus menyisipkan edukasi politik dalam setiap kegiatan kampanye-nya. Dalam hal ini, politisi Golkar tersebut juga memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengenali jenis surat suara yang akan dicoblos masyarakat pada 14 Februari mendatang.
Kata Irawan, kelima jenis surat suara tersebut yakni surat suara abu-abu untuk memilih pasangan calon Presiden beserta Wakil Presiden. Kemudian Surat Suara Kuning digunakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Lantas, surat suara berwarna merah digunakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Surat suara berwarna biru digunakan untuk memilih anggota DPRD Provinsi dan Surat suara berwarna hijau digunakan untuk memilih anggota DPRD Kabupaten/Kota.
Menurutnya, kelima jenis surat suara itu menurutnya harus dikenali oleh seluruh pemilih. Untuk itulah dirinya juga turut mengenalkan lima jenis surat suara itu. Dan menurutnya, hal itu pula yang seharusnya juga dilakukan oleh seluruh caleg di semua parpol peserta pemilu.
“Jangan sampai mereka (pemilih) kebingungan. Misalnya, loh kemarin waktu kampanye caleg ini disuruh nyoblos ini, tapi kok (surat suara) ada lima. Kebingungan dia (pemilih) mau nyoblos yang kampanye tapi di surat suara yang mana. Jangan sampai hal seperti itu terjadi,” tutur Irawan.
Dirinya pun membagikan tips kepada para pemilih agar tak kesulitan menentukan pilihannya nanti. Yang paling mudah yakni dengan mengingat jenis surat suaranya berdasarkan warnanya. “Kalau misalnya ada caleg yang kampanye, minta saja dijelaskan. Enggak papa, agar lebih mudah, caleg yang kampanye juga (mungkin) bisa lebih mudah,” ucapnya.
Kata Irawan, nasib bangsa Indonesia untuk lima tahun kedepan ada di tangan rakyat. Jadi Pemilu merupakan jembatan awal untuk menyusun program pembangunan oleh pemerintah bersama anggota DPR, DPD dan DPRD.
“Jadi sayang kalau kita sia-siakan kesempatan itu. 14 Februari merupakan hari sakral bagi bangsa Indonesia. Karena saat itu akan dipilih wakil rakyat (DPR, DPD dan DPRD, Red) sekaligus memilih pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Jadi jangan salah pilih pemimpin, supaya program pembangunan bangsa ini tak salah sasaran,” terang dia.
Selanjutnya dengan sisa waktu yang ada Ahmad Irawan seluruh caleg Partai Golkar. Khususnya di wilayah Malang Raya lebih rajin lagi menemui masyarakat. “Intinya kita harus rajin turun ke bawah. Mendengarkan keluhan mereka (masyarakat, red). Anggota dewan memang tak memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dan keputusan seperti kepala daerah dan Presiden. Tapi hak anggota dewan adalah sebagai penyambung lidah/aspirasi untuk disampaikan ke pemerintah,” ucapnya.
Pada Pemilu 2024, Ahmad Irawan yakin suara Partai Golkar lebih baik dari Pemilu 2019. Dia melihat dan merasakan sendiri, antusias masyarakat, khususnya kader dan simpatisan Partai Golkar diakar rumput all out untuk memenangkan Partai Golkar dalam Pemilu tahun 2024.
“Saya bersama teman-teman sering menemui masyarakat. Masyarakat yang pernah merasakan masa kejayaan Partai Golkar dan pernah merasakan manfaat dari program kerja Partai Golkar pada Pemilu tahun ini tetap solid untuk mendukung dan memilih Partai Golkar lagi,” urainya.
Selanjutnya, selain sering bertemu masyarakat. Ahmad Irawan mengajak seluruh caleg Partai Golkar peka terhadap perubahan situasi dan kondisi yang ada dilapangan. Misalkan saat ini jumlah pemilih generasi Z, diperkirakan mencapai 66.8 juta pemilih.
Kata Irawan, setiap caleg harus mengerti kebutuhan generasi Z apa. Selanjutnya mencari jalan keluar atas persoalan yang dihadapi pemilih anak muda itu.
“Prinsipnya, harus berkomunikasi dengan pemerintah. Supaya persoalan yang dihadapi generasi Z bisa terjawab dan melegakan mereka,” tambah alumni Universitas Muhammdiyah Malang (UMM). (*/red/man)