Malang, SERU.co.id – Memperingati 100 hari genosida Israel terhadap rakyat Palestina pada 7 Oktober 2023 lalu. Ratusan warga Malang Raya melakukan Aksi Bela Palestina membagikan bunga mawar putih dan bendera Palestina kepada para pengendara. Tak hanya itu, orasi membangkitkan kepedulian terhadap sesama manusia, longmarch dan flashmob mengibarkan bendera Palestina mengitari Alun-alun Tugu Kota Malang, Sabtu (13/1/2024).
Koordinator aksi, Muhammad Taufik Setiawan mengatakan, aksi berskala internasional ini juga dilaksanakan di berbagai tempat. Selain di 100 kota di Indonesia, juga dilakukan di mancanegara pada 100 ibu kota negara.
“Berbagai upaya telah dilakukan oleh jutaan umat manusia di dunia agar penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina dihentikan. Bahkan Indonesia bersama negara muslim dan non muslim telah melakukan hal serupa kepada Mahkamah Internasional. Kami akan terus menyuarakan agar penjajahan tersebut benar-benar berhenti,” seru Taufik, sapaan akrab pria yang juga Sekretaris Ikadi Kota Malang.
Aksi ini melibatkan sekitar 300-400 massa dari perwakilan lintas komunitas. Seperti Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Presidium Alumni (PA) 212, Komunitas Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), santri PPDU, tokoh organisasi masyarakat (ormas), tokoh agama (toga) dan elemen masyarakat lainnya.
Baca juga: AS-Inggris Serang Houthi di Yaman Imbas Dukung Palestina

“Kami tetap menyerukan agar penjajahan Israel terhadap Palestina dihentikan, dan mengadili Israel di Mahkamah Internasional. Sebab hingga 100 hari ini sudah jatuh 23.000 korban jiwa balita, anak, perempuan dan rakyat sipil tak berdosa,” tegas Taufik.
Tujuan lain aksi ini, untuk mengedukasi kepada semua umat manusia bahwa tidak perlu menjadi muslim dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Cukup memiliki hati nurani sebagai manusia, sebab penjajahan di muka bumi harus dihapuskan.

“Sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” sebutnya.
Pihaknya mendorong pemerintah melalui Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi SH LLM untuk tetap menyuarakan suara umat manusia di Mahkamah Internasional. Serta mendukung tuntutan serupa dari negara-negara lain, dan yang terbaru dari Afrika Selatan. Dengan opsi mengadili dan menjatuhkan hukuman atas Israel.
Baca juga: Sebelum Wafat, Kolonel Pnb Subhan Baru Tuntaskan Misi Kemanusiaan di Palestina
“Tugas yang dijalankan Menlu sudah luar biasa, namun belum mencapai apa yang diinginkan semua pihak. Yaitu menghentikan penjajahan Israel terhadap Palestina dan mengadili Israel di Mahkamah Internasional,” tandasnya. (rhd)