‘Ngopi’, Forum Ngobrol Pariwisata Calon Pemandu Wisata Malang Raya

‘Ngopi’ , Forum Ngobrol Pariwisata Calon Pemandu Wisata Malang Raya
Ngobrol Pariwisata Chapter 1 bersama para calon pemandu wisata. (Seru.co.id/dik)

Batu, SERU.co.id – Pramuwisata Malang Raya (PRAM), sebuah komunitas yang berisi pemandu wisata di Malang mengadakan kegiatan “Ngobrol Pariwisata” (Ngopi) di Kota Batu, Selasa (21/11/2023) malam. Kegiatan tersebut berlangsung di salah satu pusat oleh-oleh, di jalan Raya Mojorejo 374, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Inisiator kegiatan ‘Ngopi’, Vincent mengatakan, acara ‘Ngopi’ diikuti sekitar 30 muda-mudi yang memiliki minat untuk menjadi seorang pemandu wisata. Pihaknya mendatangkan 4 (empat) narasumber, diantara Akademisi Pariwisata, Siswantoro, Pemandu minat khusus, Sam Amir dan pengurus DPC HPI Malang, Dephy Arief. Pesertanya datang dari berbagai wilayah di seputaran Malang Raya.

Bacaan Lainnya

“Untuk pertemuan pertama ini, peserta kami beri wawasan seputar profesi pemandu wisata,” serunya.

Vincent menyebutkan,  kegiatan yang berlangsung di Kota Batu itu merupakan chapter ke-1. Chapter selanjutnya akan dilaksanakan di Kota Malang, tepatnya di kawasan wisata Kayutangan Heritage. Narasumber yang akan dihadirkan pun juga masih menghadirkan para pemandu wisata senior.

“Ini akan kami buat sampai chapter sepuluh, dengan berbagai topik pelatihan dan Narasumber yang bergantian,” katanya.

Vincent juga menjelaskan, latar belakang kegiatan ini karena maraknya pemandu wisata yang akrab disapa Guide, namun belum memiliki sertifikasi maupun lisensi. Padahal, lisensi maupun sertifikasi itu penting sebagai pegangan seorang pramuwisata untuk bekerja di lapangan mendampingi tamu wisata. Selain itu karena banyaknya pemandu yang belum bergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).

“HPI itu adalah rumah besarnya para Pramuwisata,” cetusnya.

Narasumber dari akademisi pariwisata, Siswantoro dalam pertemuan itu membahas tentang bagaimana menjadi seorang pemandu wisata profesional. Salah satunya, calon pramuwisata harus rajin mengikuti berbagai pelatihan untuk bisa memperoleh sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Selanjutnya, guide juga harus mengantongi izin yang resmi dari pemerintah, biasa disebut dengan lisensi pemandu wisata (Guide Licence).

“Bila belum memiliki lisensi, pemandu wisata itu bisa saja berurusan dengan aparat penegak hukum yang mengadakan sweeping di berbagai destinasi wisata sewaktu-waktu,” ungkapnya.

Sementara itu, pemandu minat khusus sekaligus owner Malang Trekker, Sam Amir “Gundul” mengupas materi seputar guide gunung. Ia menjelaskan, untuk menjadi seorang guide gunung perlu memiliki kecakapan khusus terutama cara bertahan hidup di alam. Selain itu, perlu juga mencermati hal-hal sekecil apapun demi keselamatan tamu yang dibawa.

“Saat perjalanan menuju puncak, kita tidak mungkin ketemu swalayan. Jadi perlu sampai detail dihitung, berapa kebutuhan air yang perlu dibawa dan apa saja benda-benda apa yang bisa dimultifungsikan,” pungkasnya. (dik/mzm)

disclaimer

Pos terkait