Satu pasien asal Kecamatan Bumiaji berstatus PDP meninggal.
Batu, Seru.co.id
Setelah berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan statusnya meningkat menjadi Pasien Dengan Pengawasan (PDP), satu warga Kecamatan Bumiaji meninggal dan dimakamkan, Rabu (8/4/2020) pagi. Anehnya, dalam pemakaman tidak ada satu petugas medis pun yang mendampingi.
Nampak di lokasi, realisasi pemakaman dilakukan secara mandiri oleh kerabatnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap. Harusnya sesuai protap, tenaga medis maupun satuan gugus tugas pencegahan covid-19 Kota Batu yang melakukan hal tersebut. Tapi mereka hanya melakukan pendampingan dan pemantauan.

Kepala Desa setempat Suwantoro membenarkan hal tersebut. Ia menerangkan jika pemakaman dilakukan oleh keluarganya sendiri. Lalu setelah memakamkan, pihak keluarga harus mengisolasi diri selama 14 hari kedepan.
“Ya keluarga memakamkan mandiri dengan APD lengkap. Tapi setelah itu harus mengisolasi diri. Desa hanya bisa membantu membelikan peti mati untuk keluarga yang meninggal, sedangkan untuk APD mendapatkan sumbangan dari Dinkes Kota Batu,” jelas dia ketika dihubungi melalui sambungan telepon kepada awak media.
Lalu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu dr. Susana menjelaskan, jika hasil swab test belum keluar dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Bapletibangkes) Surabaya. Tapi sesuai hasil rapid test, almarhum dinyatakan negatif.
“Hasil rapid test menyatakan negatif, namun dari swab belum keluar kita masih menunggu hasil Bapelitbangkes Surabaya,” beber dr. Susana kepada seru.co.id (Grup Harian Pagi Memo X).
Untuk pemakaman, tambah dr. Susana, dinkes tidak memiliki kewenangan, sebab ranahnya hanya menanggani pasien yang masih hidup sampai meninggal.
“Jadi gak sampai pemakaman, itu sudah lintas sektor. Keterangan lebih detail bisa ditanyakan langsung kepada pihak rumah sakit,” jelas dia sembari mengatakan jika baru mendapatkan kabar kalau PDP meninggal Rabu pagi.

Terpisah, Direktur RSU Karsa Husada dr. Tries Anggraini mengaku, kalau pasien yang meninggal berstatus ODP. Tapi meninggal karena sakit komplikasi. Bahkan jenazah sudah melalui perawatan dengan protap yang ada mulai dari mensholatkan jenazah, mengkafani jenazah, hingga memasukkan jenazah ke dalam peti mati.
“Sesuai dengan protap bagi jenazah yang usai dirawat oleh pihak rumah sakit tidak boleh dibuka lagi hingga sampai proses penguburan,” tegasnya.
“Jadi untuk proses pemakaman dikembalikan pada kebijakan satuan gugus tugas penanggulangan covid-19 Kota Batu,” sambungnya.
Perlu diketahui dalam pemakaman, jenazah diantar oleh mobil ambulance, total ada 4 pihak keluarga yang memasukkan ke liang lahat menggunakan tali tampar. Pemakaman pun sangat pilu.(rka)
Maaf jika aga pedas
saya rasa berita ini salah
saya orang Batu jawa Timur
saya tau kasus ini,
orang ini mengidap penyakit gagal ginjal, dari hasil test rapid negativ dan hasil Swep masih nunggu dari pusat. karena RS daerah tidak bisa mengeluarkan hasil.
tentang judul artikel terlalu berlebihan dan merusak citra dari RS dan pemerintahan.
1. Ambulance yang pasti dari Rumah sakit
2. Dalam Ambulance tidak mungkin hanya supir tanpa ada tenaga medis
3. yang membawa peti berbaju puitih itu juga bukan hanya warga atau keluarga, ada tenaga medis nya juga yang membantu.
stop lah wartawan hanya mencari RATING pembaca dan pemirsa yang ujung-ujung nya hanya mencari UANG di tengah wabah yang menakutkan seperti ini.