Kerap Jadi Sasaran Pemerasan, Pengusaha APMS Keluhkan Banyaknya Oknum LSM Tak Paham Aturan

legalitas perusahaan pt bima dan truk pengangkut
Legalitas perusahaan PT Bima dan truk pengangkut BBM. (foto:ist)

Surabaya, SERU.co.id – Hengki, pemilik perusahaan PT BIMA atau salah satu Perusahaan Agen Premium Minyak Solar (APMS) yang berada di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur mengeluhkan adanya pemerasan yang dialaminya dilakukan oknum LSM dan wartawan. Ia menduga pemerasan itu terjadi lantaran banyak oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM) tidak paham aturan.

Karena tak paham regulasi itu, lanjut Hengki, banyak oknum LSM yang menganggap perusahaan APMS sebagai perusahaan illegal. Sejumlah LSM dan wartawan itu menuduh, bahwa usaha yang dijalankan oleh Hengki tanpa dilengkapi ijin dan melakukan penimbunan BBM. Ia menyebut, bahwa berita yang ditulis itu ngawur dan tidak mendasar.

Bacaan Lainnya

“Perusahaan saya merupakan salah satu AMPS di Jawa Timur, yang juga memiliki ijin lengkap. BBM Non subsidi yang kami kirim juga dilengkapi dengan surat-surat lengkap,” tegas dia.

Akibat lebih lanjut, Hengki menjelaskan, dirinya kerap menjadi korban pemalakan. Saat dirinya perjalanan pulang kerja dibuntuti dan dihentikan di tengah jalan oleh oknum yang mengaku dari LSM dan wartawan, dengan maksud meminta sejumlah uang.

“Saya sering mas, hampir tiap hari kantor saya didatangi wartawan, bahkan juga ada yang pernah menghentikan kendaraan saya ditengah jalan,” kata Hengki.

Lebih lanjut Hengki menjelaskan, perusahaannya tidak melakukan penimbunan, melainkan BBM Non subsidi yang dikirimnya resmi dari Pertamina dan diatur dalam Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 6 Tahun 2015, Tentang Penyaluran Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan jenis bahan bakar minyak khusus penugasan pada daerah yang belum terdapat penyalur.

“Sub penyalur merupakan perwakilan yang memperjualbelikan BBM tertentu dan khusus di daerah yang tak terjamah oleh penyalur utama harus dipahami itu,” ungkapnya.

Menurut Hengki,  masih banyak oknum yang tidak paham mengenai hal ini. Mereka menganggap PT. BIMA tidak berijin, mereka juga terkesan mencari cari kesalahan untuk memeras para pengusaha, khususnya pengusaha yang bergerak dibidang AMPS.

“Seperti yang dilakukan oleh sejumlah oknum wartawan, yang kerap menghentikan truk penyalur BBM dan terkesan seperti preman meminta jatah pungli,” tutup dia. (iki/ono)

 

disclaimer

Pos terkait