Batu, SERU.co.id – Dalam kegiatan Musrenbang Kota Batu yang berlangsung, Rabu (8/3/2023) kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu memaparkan Indikator Makro Sosial Ekonomi Kota Batu. Paparan itu disampaikan langsung oleh Kepala BPS Kota Batu, Drs. Parjan M.Si.
Dalam paparannya, Parjan menyebutkan, Indikator Makro Sosial Ekonomi Kota Batu terbagi dalam 3 indikator, yakni ekonomi, sosial dan Ketenagakerjaan.
Dalam sektor ekonomi, PDRB Kota Batu pada 2022 lalu diketahui sebesar Rp 18,59 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar 19 persen adalah dari sektor perdagangan.
“Kota batu adalah kota perdagangan jasa yang berperan sekali dalam pembentukan PDRB,” serunya.
Parjan, sapaan akrab Kepala BPS Batu juga menyebutkan, secara ukuran kesejahteraan, masyarakat Kota Batu lebih sejahtera dari pada masyarakat Kabupaten Malang.
Hal itu diketahui dari hasil perbandingan pendapatan perkapita penduduk kota Batu dan Kabupaten Malang. Namun, pendapatan perkapita warga Batu masih dibawah pendapatan perkapita Kota Malang,
“Untuk Jatim sendiri bila dihitung, rata-rata sebesar 66,36 juta pendapatan perkapita pertahun,” ujarnya.
Parjan menambahkan, dengan dominannya sektor jasa yang paling berperan dalam perekonomian Kota Batu, ketika terjadi pandemi, sektor ini juga yang pertama terpuruk saat itu.
Namun, di saat geliat ekonomi tumbuh kembali, pertumbuhannya bisa kembali melesat. Tahun 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi bahkan pernah minus 6,46 persen.
“Tahun 2022 kemarin, pertumbuhan ekonomi Kota Batu bisa naik lagi di angka 6,18 persen. Sementara untuk Propinsi Jatim secara keseluruhan masih mencapai 4,76 persen,” pungkasnya. (dik/mzm)