Batu, SERU.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU untuk melakukan percepatan adaptasi dan inovasi menjawab tantangan global. Sebab, jika NU secara makro ingin memajukan peradaban dunia, maka pintu masuk utamanya adalah melalui pendidikan. Hal itu diucapkannya dihadapan peserta Rakernas LP Ma’arif NU dalam acara Inagurasi dan penutupan Rakernas LP Ma’arif PBNU di Kendedes, Minggu (28/8/2022) malam.
Gubernur Khofifah dalam kesempatan tersebut memaparkan, terdapat empat poin penting tantangan dunia pendidikan yang perlu diperhatikan lembaga pendidikan (LP) termasuk LP Ma’arif NU. Tantangan pertama yakni adanya Era Disrupsi yang menuntut inovasi dalam penyelenggaraan tata kelola maupun proses belajar mengajar untuk percepatan adaptasi. Menurutnya, inovasi menjadi kata kunci karena perubahan yang terjadi saat ini menuntut adanya percepatan untuk bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan jaman.
“Jadi berbagai inovasi harus terus kita lakukan di berbagai bidang guna menjawab tantangan yang men – disrupsi banyak sektor saat ini,” serunya.
- UM Berlakukan Sistem Smart Gate Parking, Ini Alasan dan Tarifnya
- Jas Merah Fondasi 18 Tahun Universitas Ma Chung Berdampak dan Berkelanjutan
- USDEC Luncurkan USIDP Perkuat Industri Susu Nasional di Jawa Timur
Tantangan selanjutnya, yaitu adanya era globalisasi. Dimana, standar kualitas sekolah tidak hanya diukur dalam skala lokal atau nasional tapi dalam skala global. Sehingga, kualitas pendidikan termasuk LP Ma’arif harus dijalankan mengikuti standar internasional.
“Untuk menjawab tantangan pendidikan dunia, maka kualitas pendidikan kita harus dijalankan dengan mengikuti standar kualitas pendidikan internasional,” cetusnya.
Tantangan ketiga, tutur Khofifah, yaitu adanya era media sosial, dimana harapan dan tuntutan masyarakat semakin tinggi dan makin mudah diketahui secara luas. Sebagai bagian dari wujud kesadaran masyarakat untuk mencerdaskan putra-putrinya. Untuk itu, lembaga pendidikan juga harus memanfaatkan media sosial sebagai sarana perkuat komunikasi dan jejaring termasuk promosi atas prestasi yang dicapai.
“Di era saat ini insan pendidikan juga harus ‘open mind’ dan manfaatkan media sosial sebaik mungkin untuk fungsi belajar dan syiar,” ucapnya.
