Empat Poin Tantangan Dunia Pendidikan Menurut Gubernur Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memaparkan tentang tantangan pendidikan. (ist) - Empat Poin Tantangan Dunia Pendidikan Menurut Gubernur Jatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memaparkan tentang tantangan pendidikan. (ist)

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, tantangan keempat yaitu adanya Era ‘Gig Economy’. Dimana ada kecenderungan generasi milenial dengan profesi tertentu untuk menjadi pekerja temporer yang lebih fleksibel dan tidak terikat dengan perusaahan tertentu. Menurutnya, tren ini harus diperkenalkan kepada SMA/SMK dilingkungan Ma’arif. 

“Banyak  millenials dengan keterampilan spesifik seperti fotografer, programmer dan ketrampilan spesifik lainnya yang bekerja secara profesional namun dalam jangka waktu pendek. Jadi misalnya kontrak 6 bulan lalu pindah ke korporasi lainnya  itu  dianggap sudah cukup. Ini bukan kutu loncat. Tapi enam bulan adalah waktu yang cukup bagi mereka untuk terus mengembangkan karya kreatif dan inovatifnya,” ungkapya.

Bacaan Lainnya

Ketua Harian PBNU ini juga mengajak para PW dan PC Ma’arif yang hadir untuk mengembangkan ‘People Center Developement’ dengan tidak mengesampingkan unsur IT didalamnya. Pada pengembangan teknologi pendidikan, bidang Artificial Intelegen tidak bisa dikesampingkan. Di Jatim sendiri memiliki beberapa SMK yang memiliki kerjasama dengan korporasi skala multinasional. 

“Ada contoh SMK dalam naungan LP Ma’arif di Blitar dan Sidoarjo yang memiliki berbagai alat pelatihan ketrampilan yang  sangat canggih untuk pendidikan SMK. SMK ini bisa dijadikan model bagi SMK dalam naungan Ma’arif di Indonesia. Tentu yang lainnya juga banyak. Saya rasa jika para peserta rakernas bisa melihat langsung kesana akan sangat menginspirasi,” imbuh Khofifah.

Selain itu, Khofifah menyampaikan, keberadaan LP Ma’arif meningkatkan kontribusi NU dalam proses penataan kualitas hidup masyarakat, bangsa, negara dan dunia. Karena NU banyak memiliki cabang istimewa di dunia, khususnya, untuk menjelaskan konsep ajar.

Selain itu, Khofifah menyampaikan, keberadaan LP Ma’arif meningkatkan kontribusi NU dalam proses penataan kualitas  hidup masyarakat, bangsa, negara dan dunia. Karena NU banyak memiliki cabang istimewa di dunia, khususnya, untuk menjelaskan konsep ajaran  Islam Rahmatan lil alamin, moderat dan toleran, melalui  peran dalam peningkatan kualitas SDM. Khofifah juga berharap adanya percepatan perubahan dunia yang dinamis, yang bisa dihadirkan dalam upaya menjawab tantangan pendidikan dunia seiring dengan proses perbaikan sosial dan karakter.

“Maka sifat ta’dib harus ada dalam ‘plan of action’ dari rakornas ini, selanjutnya didetailkan,” tukasnya.

disclaimer

Pos terkait