“Banyak yang nggak bisa (teknologi). Ibu-ibu di sini banyak yang nggak bisa. Mereka ke pasar nggak bawa handphone, terlalu repot. Kami ini sudah repot mikirin perekonomian dan hal-hal lain,” jelas Istirohani.
Senada, Sumarni (48) juga mengaku belum mendapat sosialisasi dari pihak pasar atau pemerintah terkait akan pemberlakuan aplikasi Simirah tersebut. Meskipun dirasa sangat merepotkan, dirinya akan menuruti hal tersebut jika memang diwajibkan.
“Repot pastinya. Tapi kalau diwajibkan, saya nurut saja,” tutupnya. (ws6/ono)
Baca juga:
- Ma Chung Media Award 2025, Wujud Kolaborasi dan Apresiasi Media Malang Raya
- Peringati HAN, Pemkot Batu Launching Parenting For Parents Dan Praktisi Mengajar
- Wali Kota Nurochman Janji Berikan Dukungan Lebih Besar Pada Atlet Paralimpik Kota Batu
- Tradisi Budaya Merti Bumi Desa Tulungrejo Dimeriahkan Pentas Seni Tradisional
- HIPMI Kabupaten Malang Dilantik, Bupati Sanusi Ajak Majukan Ekonomi Kawal Koperasi Merah Putih