Malang, SERU.co.id – Melambungnya harga kedelai import saat ini, tak membuat perajin tempe Sanan, Kota Malang, kehabisan ide untuk meneruskan mata pencahariannya. Dengan memunculkan inovasi tempe mentah aneka rasa, menjadikan peluang baru untuk dijual di pasaran.
Usaha yang sudah berdiri sejak tahun 1990 ini, semenjak pandemi memproduksi satu kuintal kedelai setiap harinya. Namun dengan melonjaknya harga kedelai saat ini, hanya mampu memproduksi 30 kilogram kedelai saja.
“Saya produksinya sekarang berganti dari tempe mentah biasa, menjadi tempe rasa untuk menaikan produksi. Harga tempe biasa Rp5.000, kalau sekarang dijual sampai Rp7.000. Jadi masih bisa mempertahankan dan pembeli menyadari kenaikan harga tersebut,” seru perajin tempe Sanan, Djumadi.

Inovasi tempe mentah aneka rasa milik Djumadi ini, hanya ada satu-satunya di Kota Malang. Menjadi inovasi baru di tengah melonjaknya harga kedelai saat ini.
“Sementara rasa bawang yang diproduksi, tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada permintaan rasa kari dan gulai. Sementara peminatnya masih golongan menengah ke atas, belum dipasarkan ke umum,” imbuh Djumadi.
Sementara itu, salah satu pedagang tempe Pasar Kebalen Kota Malang, Agus menyatakan, sejak kenaikan harga kedelai, potongan tempe dikecilkan sekitar lima sentimeter.
“Harga tidak dinaikkan, hanya ukurannya saja dikecilkan,” ucapnya.
Alternatif ini dilakukan pedagang tempe, semenjak kenaikan harga kedelai melonjak beberapa pekan ini.
“Kalau bisa harga kedelai segera distabilkan, sehingga tidak membebankan kami semua,” tambahnya. (ws4/rhd)
Baca juga:
- FKH UB Edukasi Manajemen Kurban dengan Prinsip Ihsan dan Higienis ke Anggota DMI dan Juleha
- Bupati Jember Raih Predikat WTP dari BPK
- Diduga Cemarkan Nama Baik, Ketua Komisi IV DPRD Laporkan Dua Akun Sosmed ke Polres Situbondo
- UB Kukuhkan Lima Profesor Baru Lintas Bidang Ilmu
- BPN Dorong Sensus Percepat 751 Lahan Wakaf Kota Malang Segera Bersertifikat