Malang, SERU.co.id – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menggelar Fokus Grup Discussion (FGD) ‘Pendampingan UMKM Indonesia menuju Global’. Kegiatan tersebut sebagai langkah awal Matching Fund UB didanai Diktik 2021, bekerjasama dengan PT Solusi Ekosistem Global (PT SEG) Jakarta.
Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra FIB UB, Sahiruddin SS MA PhD menjelaskan,
FGD tersebut sebagai tindak lanjut pendanaan. Kalangan akademisi bersama-sama meningkatkan penjualan produk UMKM Indonesia dengan berbagai langkah dan strategi.
“Langkah detaillnya kami komitmen membantu menerjemahkan profil UMKM dalam bahasa Mandarin ke IDN store. Sehingga seperti yang diusulkan PT SEG IDN, target pasar UMKM lebih ke luar negeri, seperti Taiwan, Tiongkok dan Hongkong,” seru Sahiruddin, melalui video resminya.
FIB akan memberikan pelatihan SDM di IDN Store, UMKM yang terlibat kedepan bisa berbahasa Mandarin. Kemudian menyiapkan kamus bahasa Mandarin, supaya pelaku usaha bisa mandiri memasarkan ke China.
Program matching fund dengan IDN Store membantu produk UMKM dipasarkan secara online. Tidak hanya itu, mahasiswa dan dosen di fakultas juga membantu menterjemahkan produknya, serta menterjemahkan ketika ada pertanyaan jika ada permasalahan.
“Program ini bisa meningkatkan link and match pihak perguruan tinggi UB dengan pihak DUDI, dalam hal in PT Solusi Ekosisetem Global,” pungkasnya.
Salah satu Bussines Coach, sekaligus dosen Sastra China, Y Nadia Miranti mengatakan, kriteria produk tekstil yang dipasarkan pakaian lelaki di China harus memperhatikan budaya disana. Pakaian yang disukai lebih style simple.
“Mayoritas akan memilih baju yang tidak terlalu cerah atau disesuaikan motifnya,” ujarnya.
Menurutnya, banyak orang China di bagian utara suka makanan dari Indonesia yaitu rendang. Karena rasanya begitu memikat dan tidak ditemui cita rasa disana.
“Ini lumayan bisa menjadi peluang. Tinggal bagaimana packaging bagus, aman dan safety healthy. China daerah utara memang suka teksturnya dan pedas makanannya,” ujar Nadia Miranti.
Pihaknya menambahkan, dalam membeli barang, penduduk China lebih memilih produk busana dengan detail dan teliti. Beberapa produk di IDN Store ada yang tidak secara detail. Hal tersebut membuat kepercayaan pembeli akan menurun, dikhawatirkan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
“Seperti ukuran baju, bentuk lengan, dan seterusnya. Usahakan foto produk lebih menggunakan kamera mikro yang bagus,” imbuhnya.
Pihaknya menjelaskan, soal minuman sudah mulai masuk yakni kopi. Ketika beberapa produk yang sudah digemari di China mulai Starbuck berkembang. Mulai banyak kopi Indonesia juga masuk. Pendekatan melalui brand dan nilai sejarah akan lebih cepat diterima.
“Karena ternyata Orang China ketika ada branded lebih disukai, kalau di Indonesia Kopi Luwak sangat digermari,” jelas lulusan Universitas Indonesia tahun 2003 ini.
Kemudian, bagi kalangan millenial lebih mengurangi rasa asam yang dikonsumsi. Karena menghindari bahu badan ketika dikonsumsi, serta lebih suka mengkonsumsi buah-buahan. Tetapi ketika sudah berumah tangga, mereka akan kembali ke makanan asam.
Tidak hanya itu, juga mengurangi minuman pahit, meskipun obat menurut Orang China semakin pahit obat semakin berguna. Di Indonesia banyak makanan yang mempunyai cita rasa pahit dengan menggunakan kunyit, hal tersebut harus dihindari berlebihan.
“Kalau dalam produk makanan sangat sedikit prosentasenya produk pahit akan sulit diterima. Bisa tapi kadarnya tidak boleh terlalu tinggi,” pungkasnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- DPKH Kabupaten Malang Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Hewan Jelang Kurban
- Kenaikan Isa Almasih Serta Libur Panjang Polres Malang Amankan 67 Gereja dan Lokasi Tempat Keramaian
- Polisi Temukan Pelanggaran Plat Nomor dan Kelalaian Berkendara Kasus Christiano Tarigan
- 253.421 Peserta Lolos UTBK SNBT 2025, Berikut 10 Kampus dengan Pendaftar Terbanyak
- Nelayan Hilang di Laut Polagan Pamekasan Ditemukan Meninggal oleh Tim SAR Gabungan