Malang, SERU.co.id – Banyak pemilik usaha kedai kafe dan tempat makan merasakan dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai 3 sampai 20 Juli 2021. Selain keluhan sepinya pembeli, hingga harus memanajemen ulang agar bisa bertahan dan menggaji karyawan.
Salah satu barista di kedai kafe di Kelurahan Sudimoro, Kecamatan Lowokwaru, Muhammad Satria Wicaksa mengatakan, peraturan dalam PPKM Darurat untuk kesehatan memang tepat dan bagus. Namun, selama memang masih bisa dibuka, jual take a away tidak apa-apa.
“Nanti kita akan evaluasi, misal marketingnya kita terapkan lebih gencar secara online atau take away,” seru Muhammad Satria Wicaksa, Minggu (4/7/2021).
Soal informasi, sebelumnya diketahui melalui grup whatsapp yang tergabung dalam kopian di Kota Malang. Awalnya sedikit merasa pesimis, tapi harus bagaimana jika peraturannya demikian.
“Tahunya dari Surat Edaran elektonik kita, di grup kopian disebarkan sama ownernya, disuruh take a away saja,” terangnya.
Menurutnya, omzet yang diraup sebelum pemberlakuan PPKM mencapai Rp2,5 juta hingga Rp3 juta rupiah. Dengan adanya pemberlakuan hanya boleh take away dimungkinkan mengalami penurunan.
“Agar tetap survive, ya tadi mas. Kita masih merancang sih mas, untuk pembelian ke online, kita main ke take awaynya,” bebernya.
Pihaknya menambahkan, bakal ada promo kedepan untuk menggaet pelanggan yang disebarkan melalui akun media sosial dan broadcast di grup whatsapp. Jumlah karyawan sejumlah enam orang berdampak pada perubahan shift jaga.
“Cuma waktunya berbeda, biasanya shift pagi-siang-malam. Sekarang pagi sama siang saja,” pungkasnya.

Lain halnya, penanggung jawab salah satu rumah makan di Jalan Soekarno Hatta, Rio Ardiansyah menjelaskan, yang akan dilakukan tetap menjalankan protokol kesehatan dan mematuhi peraturan dalam PPKM Darurat. Akan tetapi meminta agar kebijakan lebih longgar, karena berkaitan dengan menghidupi karyawan.
“Kalau bisa kebijakan berjalan jangan lama-lama, dampaknya di perekonomian kami. Mungkin bisa 25 persen untuk customer kita, pendapatan kami juga menurun mas,” terangnya.
Pihaknya mengatakan, tidak akan mengeluarkan promo untuk menarik pembeli, karena dibatasi hanya take away. Strategi tempat makannya yang dilakukan dengan memasifkan melalui penjualan online.
“Kita tidak berani kalau promo. Kita maksimalkan take away, online food saja sih pak, grabfood sama gojekfood,” pungkasnya kepada SERU.co.id. (jaz/rhd)
Baca juga:
- FKH UB Edukasi Manajemen Kurban dengan Prinsip Ihsan dan Higienis ke Anggota DMI dan Juleha
- Bupati Jember Raih Predikat WTP dari BPK
- Diduga Cemarkan Nama Baik, Ketua Komisi IV DPRD Laporkan Dua Akun Sosmed ke Polres Situbondo
- UB Kukuhkan Lima Profesor Baru Lintas Bidang Ilmu
- BPN Dorong Sensus Percepat 751 Lahan Wakaf Kota Malang Segera Bersertifikat