Malang, SERU.co.id – Kemudahan investasi di bidang emas kedepan, semakin dipermudah dengan adanya emas digital. Pemilik emas tidak harus menyimpan dan merawat emas yang dimiliki, hanya mempunyai bukti kepemilikan yang resmi.
Dirut PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, tahun ini bakal merencanakan launching di seluruh Indonesia. Namun saat ini masih tahap finalisasi untuk memastikan pihak yang dapat dipercaya.
“Ada satu langkah yang sedang kita pikirkan, sedang kita godok, yaitu depositori,” seru Stephanus Paulus Lumintang, di Hotel Santika, Selasa (6/4/2021).
Untuk finalisasi tersebut, PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI) atas persetujuan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pada tahun 2020.
“Kalau investasi digital pasti ada perbedaan diantara satu daerah dengan daerah yang lain. Pasti mempunyai update market yang berbeda,” paparnya.
Kepala Bappebti, Prof Sidharta Utama PhD CFA mengatakan, dalam perbedaan emas digital ini, nasabah melakukan transaksi tidak harus langsung dapat emas fisiknya. Emas fisiknya ini bisa disimpan di suatu tempat. Tempat ini bisa di simpan suatu tempat depositori.
“Kami perlu memastikan depositorinya memang kredibel. Emas yang disimpan disitu memang aman,” ujarnya.
Pihaknya mengatakan, keuntungan bagi investor digital emas ini sangat banyak, salah satunya terkait fisik. Biasanya perdagangan emas langsung menyerahkan emas kepada pembeli dan menyimpannya. Kalau emas digital ini hanya mendapatkan keterangan kepemilikan emas, jika dijual hanya menunjukkan keterangan tersebut.
“Konsumen tidak usah membawa fisiknya, namun membawa bukti kepemilikan,” terangnya.
Selain lebih efisien, emas yang dimiliki diserahkan kepada pihak lain yang memang profesional menyimpan dan lebih praktis. Emas yang disimpan sendiri resikonya jauh lebih banyak.
“Termasuk juga emasnya, di rumah rawan pencurian. Belum lagi resiko perjalanan ke toko,Q semisal ingin dijual,” imbuhnya.
Harga emas digital dibanding emas biasa tidak ada perbedaan. Sementara minimal yang bisa dibeli sangat terjangkau. Tergantung pada saat harga emas yang terus berubah-ubah.
“Saldo yang dimiliki nasabah dalam bentuk gram, sudah tidak dalam bentuk uang lagi,” pungkasnya.
Lain halnya, Walikota Malang, Drs H Sutiaji menilai, langkah penguatan ekonomi tidak hanya pada sektor menengah ke atas, namun juga menengah ke bawah. Karena dengan emas digital bisa beli emas setengah gram, atau menyesuaikan budget yang dimiliki masyarakat.
“Punya uang Rp20 ribu bisa investasi emas, karena pakai digital. Perkembangan ini kedepan seiring pengembangan Kota Malang di era 4.0,” tandas Sutiaji. (ws1/rhd)