Khofifah Gencar Edukasi Warga Cara Pemakaian Masker

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

Jakarta, SERU.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan masyarakat tentang penggunaan masker secara aman dan benar agar terlindungi dari risiko penularan COVID-19.

“Edukasi terus kami tingkatkan. Kalau dulu cukup gunakan masker, tapi sekarang gunakanlah masker yang aman dan benar. Artinya, jangan dipakai di bawah hidung, apalagi di bawah dagu,” ujar Gubernur Khofifah di sela menerima bantuan masker dari Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Cabang Solo di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa sore, 22 September 2020.

Menurut dia, memakai masker adalah salah satu hal sederhana, tetapi memiliki dampak besar untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, dilansir dari Antara.

“Masyarakat bisa tetap produktif, namun aman dan terlindungi dari COVID-19 jika disiplin memakai masker yang benar,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Terpisah, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 memaparkan klaster COVID-19 di Jawa Timur. Tercatat ada 173 klaster dengan 3.521 kasus. Dari kasus itu, jumlah kasus tertinggi di tempat kerja atau perkantoran.

Anggota Tim Pakar Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah menuturkan, tempat kerja juga termasuk tinggi yang ditemui kasus COVID-19 di Jawa Timur. Ada 31 klaster di tempat kerja dengan total kasus 1.082. Hal itu berdasarkan data dihimpun hingga 11 September 2020.

“Tempat kerja juga tinggi dengan 31 klaster tetapi total kasus bisa 1.082. Bisa jadi karena tempat industri lebih besar juga jumlahnya. Tempat kerja satu tapi jumlahnya besar,” ujar dia saat COVID-19 dalam angka, Rabu (23/9/2020).

Selain itu, ada juga klaster transmisi lokal atau permukiman yang mencapai 44 klaster dengan 894 kasus. Di klaster fasilitas layanan kesehatan dalam bentuk rumah sakit, tenaga kesehatan, dan perawat ada 29 klaster dengan jumlah 383 kasus.

Dewi mengatakan, ada 31 klaster di pasar dan tempat pelelangan ikan (TPI) dengan jumlah kasus 254. Kemudian ada klaster tempat ibadah dengan dua klaster dan jumlah kasus sebanyak 74. Selain itu, ada juga klaster seminar yang terjadi pada awal pandemi.

“Seminar juga ada dua klaster tetapi kasus 192. Ini besar sekali. Ini di awal sekali. Karena kumulatif dari awal sampai sekarang,” ujar dia.

Dewi mengungkapkan juga ada klaster mal dan restoran sebanyak dua klaster dengan 32 kasus. “Mal dan restoran juga ada,” tutur dia.

Selanjutnya klaster lapas. Tercatat ada dua klaster lapas dengan ditemui kasus sebanyak 71 kasus. Dewi mengingatkan juga hati-hati di klaster lapas karena potensi penularan tinggi seiring ruangan terbatas tetapi jumlah orang banyak. Oleh karena itu, Dewi meminta agar penjenguk dan petugas juga sakit.

“Di lapas ditemukan, di rutan ada beberapa kasus dan klaster. Ini juga harus hati-hati. Ini harus diperhatikan. Yang jenguk pastikan sehat. Ada petugas yang sakit kena ke narapida di sana. Tempat juga sangat crowded tidak bisa satu orang dalam satu ruangan. Potensi penularan juga tinggi,” ujar dia.

Kemudian ada klaster sebanyak dua klaster dengan jumlah kasus sebanyak 205. Lalu klaster dengan riwayat perjalanan sebanyak 28 klaster dengan jumlah kasus sebanyak 403 kasus. (red)

disclaimer

Pos terkait