Malang, SERU.co.id – Kota Malang dipilih menjadi tuan rumah pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI). Salah satu agendanya, melakukan studi ke Bapenda Kota Malang sebagai percontohan atas keberhasilannya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kepala Bapenda Kota Malang, Dr Handi Priyanto AP MSi mengungkapkan, kunjungan ini dihadiri 98 pemerintah kota se-Indonesia. Kota Malang dipilih sebagai tuan rumah, karena berhasil meningkatkan PAD secara signifikan.
“Kemenkeu mencatat Kota Malang masuk 10 besar nasional dengan peningkatan PAD yang tajam pada tahun ini. Dari sepuluh daerah, sebagian merupakan ibu kota provinsi dan kota penyangga,” seru Handi, sapaan akrabnya, kepada SERU.co.id, Kamis (6/11/2025).
Handi menyebut, Kota Malang menjadi kota spesial. Meski tidak meraih peringkat satu, hanya Kota Malang yang tidak menyandang status ibu kota provinsi maupun kota penyangga.
“Atas capaian itu, Sekretariat Pusat Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSi) menunjuk Kota Malang sebagai tuan rumah. Ada banyak rangkaian kegiatan, seperti dialog, launching buku peningkatan dan inovasi PAD, hingga kunjungan lapangan ke Bapenda Kota Malang,” ungkapnya.
Handi menjelaskan, kunjungan lapangan tersebut tidak lepas dari sistem digitalisasi yang diterapkan Bapenda. Melalui langkah tersebut, kebocoran pajak dapat diminimalisir dan akurasi data penerimaan meningkat signifikan.
“Kalau tahun 2021 dulu PAD kita masih sekitar Rp350 miliar, tahun lalu sudah mencapai Rp700 miliar. Rata-rata peningkatan tiap tahun mencapai Rp70 hingga Rp100 miliar,” paparnya.
Sektor restoran menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan PAD Kota Malang. Jika sebelumnya pendapatan pajak restoran per tahun hanya sekitar Rp40 miliar, setelah penerapan sistem digital naik drastis menjadi Rp163 miliar pada 2024.
Penerapan Digitalisasi Bapenda Kota Malang Jadi Percontohan
Keberhasilan Kota Malang dalam menerapkan digitalisasi pendapatan daerah kini menjadi contoh bagi kota-kota lain. Handi menerangkan, Bapenda Kota Malang hari ini menandatangani MoU dengan Kota Pekanbaru.
“Sebelumnya kami sudah bekerja sama dengan Lombok Barat, Bangkalan dan Kuningan. Bahkan tadi Wali Kota Tasikmalaya menyatakan segera MoU juga, dan akan disusul kota lain seperti Lhokseumawe, Palembang, Manado, Kendari dan Kupang,” terangnya.
Melalui kerja sama tersebut, Bapenda Kota Malang memberikan aplikasi digitalisasi secara gratis beserta pelatihan kepada daerah mitra. Sebagai bentuk kolaborasi, hal ini diharapkan mampu mendorong peningkatan PAD di daerah lainnya.
Handi melanjutkan, potensi PAD baru semakin sempit, karena sudah banyak sektor yang disasar. Pihaknya kini fokus pada peningkatan kualitas data Wajib Pajak (WP), termasuk mencegah duplikasi akun dan praktik penyimpangan di lapangan.
“Setiap rupiah yang masuk akan digunakan untuk pembangunan, seperti jalan, jembatan, sekolah dan fasilitas publik lainnya. Karena itu, data harus benar-benar bersih dan meminimalisir potensi kebocoran pendapatan,” tegasnya.
Selain memperkuat digitalisasi, Bapenda Kota Malang juga membangun server dan sistem keamanan data mandiri. Digitalisasi sistem yang dilakukan tidak bergantung pada infrastruktur Dinas Kominfo Kota Malang.
“Kami berharap, dengan iklim Kota Malang yang kondusif, sektor perdagangan, restoran, kafe dan perhotelan akan terus tumbuh. Sehingga PAD kita bisa semakin meningkat,” ujarnya.
Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho menyampaikan, terimakasih kepada Pemkot Malang selaku tuan rumah. Ia mengapresiasi pertemuan APEKSI ini dalam rangka optimalisasi PAD.
“Pemkot Malang sangat luar biasa, sehingga peningkatan PAD cukup signifikan. Sisten digitalisasinya menarik, sudah teruji,” tutur Agung.
Agung berharap, ke depannya kerja sama yang baik akan mendorong peningkatan PAD Kota Pekanbaru. Ia juga menyambut baik, rencana daerah lain yang akan menyusul MoU dengan Bapenda Kota Malang terkait replikasi aplikasi digital. (bas/rhd)








