Jakarta, SERU.co.id – Penemuan dua kerangka manusia di lantai dua Gedung Astra Credit Companies (ACC) Kwitang, Jakarta Pusat, menggegerkan publik. Kedua kerangka tersebut diduga berkaitan dengan peristiwa demonstrasi ricuh di sekitar Markas Brimob Kwitang. Polisi kini menyelidiki kemungkinan keterkaitan temuan tersebut dengan dua demonstran yang dilaporkan hilang.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro membenarkan penemuan tersebut. Ia memastikan pihaknya tengah melakukan penyelidikan menyeluruh.
“Polres Metro Jakarta Pusat masih melakukan penyelidikan. Terkait penemuan dua kerangka manusia yang hangus terbakar dan tidak dikenali bentuknya di lantai dua gedung ACC Kwitang,” seru Susatyo, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (1/11/2025).
Ia mengaku, laporan pertama diterima dari tim teknis gedung yang melakukan pemeriksaan struktur bangunan persiapan renovasi pascakebakaran. Saat pengecekan dilakukan, petugas menemukan dua kerangka manusia tertimbun di balik plafon gosong.
“Hasil olah TKP menunjukkan dua kerangka tertimbun material plafon terbakar. Saat ini keduanya sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk pengambilan sampel DNA,” jelas Susatyo.
Belum dapat dipastikan apakah dua kerangka tersebut berkaitan dengan orang hilang. Yakni Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid yang dilaporkan hilang sejak demonstrasi di sekitar markas Brimob, Kwitang, pada 2 September 2025. Namun, pihak keluarga Reno dan Farhan telah diminta untuk memberikan sampel DNA guna kepentingan pencocokan.
Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Jane Rosalina menyebut, pihak kepolisian saat ini berada dalam tahap observasi dan pemeriksaan laboratorium forensik.
“Kepolisian sedang melakukan uji DNA terhadap tulang belulang tersebut untuk dicocokkan dengan keluarga Farhan dan Reno. Namun sampai hasil keluar, belum bisa dipastikan apakah keduanya memiliki hubungan dengan dua korban itu,” kata Jane.
Sementara itu, Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya menegaskan, pihaknya terus memantau perkembangan penyelidikan. Ia meminta Polri bersikap transparan kepada publik.
“Kami mendampingi keluarga korban dan berharap proses pemeriksaan dilakukan secara terbuka. Publik berhak mengetahui hasil pemeriksaan forensik ini,” ujarnya dilansir Tempo.
Sebagai informasi, tempat ditemukannya dua kerangka tersebut diketahui sempat dilalap api saat aksi demonstrasi. Massa yang ricuh membakar sebagian gedung dan fasilitas di sekitar lokasi. Setelah kebakaran padam, gedung dibiarkan kosong selama dua bulan sebelum dilakukan pengecekan teknis.
“Segala informasi akan kami sampaikan secara terbuka setelah hasil uji forensik keluar,” pungkas Kombes Susatyo. (aan/mzm)








