Forum Rektor PTMA, Mendikdasmen RI Terbuka Sinergisitas demi Pendidikan Unggul Indonesia Emas 2045

Forum Rektor PTMA, Mendikdasmen RI Terbuka Sinergisitas demi Pendidikan Unggul Indonesia Emas 2045
Mendikdasmen RI terbuka sinergisitas demi pendidikan Indonesia Unggul Emas 2045. (ist)

Malang, SERU.co.id – Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) terbentuk beberapa komitmen dan apresiasi. Salah satunya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) bersikap terbuka akan sinergisitas demi pendidikan unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Mendikdasmen RI, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd mengatakan, komitmen tersebut demi kemajuan pendidikan secara keseluruhan/nasional. Selama kebutuhan tersebut relevan dengan arah pembangunan pendidikan nasional, Kemdikdasmen siap bermitra dengan siapapun demi kemajuan pendidikan bangsa Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Pentingnya sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi keagamaan, khususnya kampus Muhammadiyah-Aisyiyah dalam mengawal reformasi pendidikan nasional. Kami siap bersinergi demi kemajuan pendidikan anak bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” seru Prof Abdul Mu’ti, dalam paparannya menutup diskusi hari kedua, Jumat (17/10/2025) menjelang tengah malam.

Prof Dr Abdul Mu’ti MEd mendapatkan Award Forum Rektor PTMA. (rhd)
Prof Dr Abdul Mu’ti MEd mendapatkan Award Forum Rektor PTMA. (rhd)

Prof Abdul Mu’ti menuturkan, saat ini Kemendikdasmen memiliki 5-6 program prioritas besar yang dapat dijalankan secara kolaboratif bersama PTMA. Program pertama, revitalisasi satuan pendidikan, yang tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik dan sarana prasarana sekolah. Tetapi juga mencakup pembenahan sistem manajemen, tata kelola, serta peningkatan kapasitas kepala sekolah dan tenaga pendidik.

“Program ini diarahkan agar sekolah-sekolah di berbagai daerah mampu mengelola pembelajaran secara mandiri dan efisien dengan dukungan konsultan serta fasilitator profesional,” imbuhnya.

Revitalisasi tersebut juga meliputi penyusunan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan zaman dan penguatan karakter siswa. Serta peningkatan kualitas layanan pendidikan, agar selaras dengan standar nasional dan internasional.

“Tahun ini ada lebih dari 16.100 sekolah yang ikut direvitalisasi dengan anggaran mencapai Rp16,9 triliun. Tahun depan, kami berupaya agar capaian itu tetap terjaga meski anggaran sedikit berkurang,” jelasnya.

Program kedua, peningkatan kualitas guru melalui berbagai skema pelatihan dan pendidikan profesi. Pemerintah telah menyiapkan 808 ribu kuota PPG (Pendidikan Profesi Guru). Serta memperluas program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) bagi guru yang belum menyelesaikan studi sarjananya.

“Kami ingin memastikan tidak ada guru yang terhenti kariernya hanya karena belum memenuhi syarat akademik. Bahkan pengalaman mengajar kini diakui hingga 70 persen dalam skema RPL,” bebernya.

Selain itu, Kemendikdasmen juga mendorong program pembelajaran mendalam (deep learning) untuk memperkuat kapasitas pedagogik dan karakter siswa. Program ini, menurut Abdul Mu’ti, dapat melibatkan PTMA sebagai penyelenggara pelatihan guru dan pengembang modul.

“Mulai tahun 2027, Bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib sejak kelas 3 SD. Karena itu, pelatihan guru bahasa Inggris menjadi fokus utama, namun istilah pelatihan harus diganti menjadi pendidikan. Agar dapat disertifikasi dan berdampak pada profesionalisme guru,” terangnya.

Lebih lanjut, ia juga menyinggung pelatihan coding dan kecerdasan buatan (AI) yang saat ini masih bersifat pilihan, namun akan diarahkan menjadi mata pelajaran wajib. Kebutuhan guru coding dan AI akan meningkat tajam, sehingga peran perguruan tinggi sebagai mitra pendidikan sangat dibutuhkan.

Ia juga membuka peluang bagi PTMA untuk berpartisipasi dalam penelitian kebijakan (policy research) terkait berbagai program pendidikan dasar dan menengah. Termasuk pendidikan karakter dan kebiasaan belajar siswa. Ia menegaskan, kementeriannya kini mendorong agar setiap kebijakan lahir dari kajian akademik yang kuat.

“Kami ingin kebijakan pendidikan tidak sekadar administratif, tetapi menjadi rekayasa sosial yang membentuk karakter bangsa. Karena itu, penelitian dan masukan dari kampus-kampus Muhammadiyah-Aisyiyah akan sangat berarti,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mendikdasmen RI, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd mendapatkan Award Forum Rektor PTMA, lantaran perannya yang sangat besar. Baik sebelum menjabat sebagai Mendikdasmen, seperti Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan lainnya. Hingga kini menjabat sebagai Mendikdasmen RI. (rhd)

 

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim