Sidoarjo, Seru.co.id – Proyek jalur Frontage Road (FR) bakal ada penambahan pekerjaan. Ini menyusul, Pemkab Sidoarjo mulai melelang pekerjaan fisik jalur pengurai kemacetan Buduran – Waru itu di sekitar Aloha, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo yang lahannya sudah diserahkan TNI AL. Bahkan dalam lelang pekerjaan fisik jalan sekitar Aloha itu mencapai Rp 10 miliar.
Proses lelang pembangunan jalan yang sudah dibebaskan itu mendapatkan apresiasi dari salah satu anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sidoarjo, Anang Siswandoko. Menurutnya, saat ini Pemkab Sidoarjo tengah berencana melelang proyek fisik untuk sejumlah lahan yang sudah berhasil dibebaskan itu.
“Sudah berulang kali, kami menyoroti lambannya perkembangan pembangunan proyek FR sepanjang 9,2 kilometer itu. Baru sekarang Pemkab Sidoarjo memberi jawaban. Mereka sepakat lahan yang sudah dibebaskan mulai dibangun fisiknya tahun ini,” ujar Anang Siswandoko kepada Memo X, Minggu (13/09/2020).
Wakil Ketua Komisi C ini menjelaskan, selama ini DPRD Sidoarjo sudah sering menggelar pertemuan untuk membahas progres pembangunan proyek yang diharapkan bakal mengurai kemacetan antara Kecamatan Buduran hingga Kecamatan Waru itu. Namun, Dinas Dinas PU BMSDA Pemkab Sidoarjo pekerjaannya berjalan lamban. “Baru kali ini ada tindak lanjuti dengan rencana lelang pembangunan fisik itu dengan anggaran Rp 10 miliar,” imbuhnya.
Dalam lelang itu, targetnya kata Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sidoarjo ini adalah lahan di sekitar Aloha, Kecamatan Gedangan hingga Kecamatan Waru. Terutama lahan yang sudah dibebaskan karena merupakan lahan hibah dari TNI AL. “Lahan-lahan itu, termasuk yang bakal dimulai pembangunan fisiknya lebih awal. Tahun ini harus segera ada pembangunan fisiknya agar masyarakat bisa menyaksikan pembangunan jalan itu,” tegasnya.
Sementara Pelaksana Harian (Plh) Bupati Sidoarjo, Achmad Zaini menegaskan, salah satu permasalahan utama mandegnya pembangunan FR adalah soal pembebasan lahan. Menurutnya, ada sejumlah titik lahan yang sampai saat ini memang belum bisa dibebaskan. “Tapi, kami bakal terus berupaya untuk mengurai masalah utama pembebasan lahan itu, agar pembangunan fisik FR tidak mandeg lagi,” tandasnya.
Diketahui proyek jalur FR masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021. Jalur FR ini direncanakan melewati tiga kecamatan, yakni Kecamatan Waru, Gedangan dan Kecamatan Buduran. Proyek ini ditargetkan tuntas pada tahun 2021 mendatang.
Sayangnya, hingga kini pembangunan FR banyak mendapat masalah di lapangan yang menjadi batu sandungan proyek ini. Termasuk tumpang tindih kepemilikan lahan hingga sulit untuk dibebaskan. Padahal, pertengahan Desember 2019 lalu, TNI AL juga menghibahkan tanahnya untuk proyek itu. Total yang dihibahkan seluas 18.530 meter persegi. Rinciannya tanah TNI Angkatan Laut (AL) di depan SMA Hangtuah 1.850 meter persegi, Tanah TNI Angkatan Laut di Depan Monumen Pesawat Terbang Juanda seluas 3.300 meter persegi dan Tanah TNI Angkatan Laut Brigif 1 Marinir Gedangan seluas13.380 meter persegi. (wan/ono)