Tukang Ojek Jember Tewas Dibacok OTK di Papua, Keluarga Ungkap Alasan Korban Kerja Disana

Tukang Ojek Jember Tewas Dibacok OTK di Papua, Keluarga Ungkap Alasan Korban Kerja Disana
Keluarga korban menunggu kepulangan jenazah di Jember. (ist)

Jember, SERU.co.idDiberitakan oleh sejumlah media, seorang tukang ojek asal Dusun Krajan, Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, bernama Wahyudi (54) menjadi korban kekerasan pembunuhan oleh orang tidak dikenal (OTK).

Korban yang merupakan pendatang dari Pulau Jawa itu dibunuh dengan kondisi mengalami luka bacok di kepala. Tangan kanan korban putus, dan ia juga mengalami luka bacok di kaki kanan.

Saat itu, posisi korban tergeletak di Pelabuhan Aikai, Kampung Aikai, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah. Kejadian tragis itu terjadi pada Jumat (21/2/2025) kemarin, sekitar pukul 06.50 WIT.

Terkait kejadian ini, dibenarkan oleh Kapolres Paniai, Kompol Deddy Puhiri. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

Sementara itu, jenazah korban setelah menjalani proses autopsi di RSUD Madi, selanjutnya dibawa pulang ke Jember, Jawa Timur, untuk kemudian dimakamkan dengan layak oleh pihak keluarga.

Baca juga: Efisiensi Anggaran, Pemulangan Jenazah TKI Jember Sempat Alami Kendala

“Dari informasi awal di TKP, pembunuhan dilakukan oleh masyarakat OAP (Orang Asli Papua) dengan menggunakan parang, dan setelah melakukan pembunuhan, pelaku langsung melarikan diri menggunakan speedboat ke arah Danau Paniai,” ujar Deddy.

“Korban tinggal di Kampung Nonobado, Distrik Paniai Timur, yang berprofesi sebagai tukang ojek. Saat ini, polisi masih melakukan proses penyelidikan terkait kejadian tersebut,” sambungnya.

Terkait peristiwa tragis itu, keluarga korban di Jember, Jawa Timur, menunggu proses pengiriman jenazah korban di rumah duka.

Baca juga: Adu Banteng Bus Vs Truk di Jember, Tiga Orang Terluka

Saat ditemui di rumahnya, anak pertama korban bernama Risdahlia (27) mengaku syok saat pertama kali mendengar kabar tentang kematian bapaknya.

“Saya pertama kali dikabari teman papa yang berprofesi sama di Papua. Teman papa mengatakan bahwa beliau menjadi korban pembacokan. Jujur, kami keluarga syok mendengar kejadian itu,” ucap perempuan yang akrab disapa Dahlia ini saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu (22/2/2025).

Dari kejadian itu, lanjutnya, keluarga hanya bisa pasrah dan menyerahkan proses penyelidikan kepada polisi.

Namun, saat dikonfirmasi, Dahlia menceritakan singkat tentang riwayat bapaknya yang diakui bekerja sebagai tukang ojek di Papua.

Baca juga: Mayat Bayi di Jember Ditemukan Terkubur di Lahan Kosong, Polisi Langsung Bekuk Pelaku

“Papa sudah bekerja di sana (Papua) sebagai tukang ojek. Murni hanya tukang ojek. Sejak tahun 2013 sampai 2020, kemudian dari tahun 2020 sampai 2024, papa pulang ke Jember, apalagi juga saat itu kan (pandemi) Covid-19. Jadi, papa pulang,” ulasnya.

“Papa sebenarnya tidak mau balik lagi ke Papua, karena pernah cerita bahwa kondisi di sana sudah tidak aman, ada teman-temannya yang jadi korban dibacok. Tapi karena kondisi ekonomi mendesak, di sana penghasilan lumayan. Papa terpaksa kembali ke sana. Berangkatnya bulan Desember 2024 kemarin, sebelumnya ibu juga merantau ke Jakarta sebulan sebelum papa berangkat, yaitu November 2024,” sambungnya menjelaskan.

Meskipun lama di pulau paling ujung timur Indonesia itu, kata Dahlia, bapaknya masih rutin pulang ke Jember. “Kadang tiga bulan sekali, kadang empat bulan sekali. Tiap lebaran juga pulang,” ucapnya.

Dahlia menceritakan, saat di Papua, bapaknya pernah terkena sakit malaria dan sampai pulang ke Jember.

Baca juga: Kecelakaan Adu Banteng Motor vs Pikap di Jember, Dua Orang Tewas

“Karena tidak ada yang merawat di sana. Kemudian, karena cerita takut dengan situasi di sana, saya bilang, kalau memang takut, kita usaha di sini (Jember) saja. Cari jalan keluarnya buat musibah ini, ya terkait masalah keuangan keluarga itu,” ujarnya menirukan ucapan yang disampaikan ke bapaknya.

“Tapi bapak maksa mau ke sana. Karena memang sudah tanggung jawabnya papa untuk menyelesaikan masalah ini. Katanya, kalau di Papua, Insya Allah bisa mendapatkan uang yang nominalnya lumayan besar,” sambungnya menirukan ucapan jawaban bapaknya.

Dari kejadian tersebut, lebih lanjut kata Dahlia, saat ini jenazah bapaknya dalam perjalanan ke Jember.

“Tadi malam, saya dikabari bahwa pengiriman jenazah papa dikawal langsung oleh Kopassus dari Papua sampai ke Bandara Juanda. Setelah itu, dikirim langsung ke Jember. Insya Allah, sampainya jam 12 atau jam 1 dini hari. Saya bersaudara tiga orang. Saya anak pertama sudah menikah, adik anak kedua saya juga sudah menikah, dan anak ketiga masih MA di Darusollah,” tuturnya. (amb/mzm)

disclaimer

Pos terkait