Surabaya, SERU.co.id – Direktur Utama (Dirut) Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho, memastikan hewan dan daging yang dihasilkan perusahaan yang dipimpinnya bebas dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Direktur Utama RPH Surabaya Fajar A Isnugroho S Sos M Si mengatakan, sebagai perusahaan daerah milik Pemerintah Kota Surabaya, RPH Surya memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan daging segar karena memiliki komitmen terhadap kualitas daging.
“Kami upayakan sejak pemeriksaan hari Sabtu kemarin, setelah muncul rame berita tentang wabah PMK, kami selalu melakukan pengecekan di kandang penampungan dan semua hewan yang akan dipotong di RPH, Alhamdulillah aman,” seru Fajar A Isnugroho kepada awak media SERU.co.id, Rabu (8/1/2025)
Fajar menambahkan, sapi yang akan dipotong sudah memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal. Proses ini melibatkan pengecekan secara ketat untuk mendeteksi tanda-tanda wabah PMK.
“Kita juga menjaga kebersihan, seperti kebersihan kandang, kebersihan tempat pemotongan, kebersihan tempat pencucian, dan tempat aktivitas dan operasional RPH,” ujar Fajar A Isnugroho.
Setiap harinya, RPH Surabaya rata-rata stabil memotong hewan sebanyak 150 ekor per malam. Sapi-sapi tersebut berasal dari Blitar, Probolinggo, Kediri, daerah-daerah pedesaan yang memiliki potensi di peternakan.
“Untuk ternak yang masuk di RPH Surabaya harus diperiksa oleh dokter hewan terlebih dahulu, pemeriksaan ini dilakukan sebelum proses pemotongan. Hal guna memastikan bahwa daging yang dihasilkan aman dan berkualitas,” ujarnya.
Setelah dilakukan pemotongan, daging juga diperiksa untuk memastikan untuk tidak terkontaminasi. Dengan langkah-langkah ini, RPH Surabaya berkomitmen menjaga kesehatan masyarakat.
“Daging yang sebelum dipasarkan dan berakhir ke konsumen untuk siap dimakan telah lolos pemeriksaan oleh dokter hewan kami guna memastikan ini berjalan dengan baik,” tutup Fajar A Isnugroho. (sby2/ono)