Surabaya, SERU.co.id – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur meninjau perkembangan penanganan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan setelah Provinsi Jawa Timur menerima tambahan 1,7 juta dosis vaksin PMK dari Kementerian Pertanian.
Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono menyampaikan awalnya Jatim mendapat 1,4 juta dosis, namun berkat dukungan Menteri, jumlahnya ditambah menjadi 1,7 juta. Vaksin ini akan segera diberikan kepada sentra-sentra yang masih memiliki kasus aktif.
“Upaya kami dalam penanganan kasus PMK telah berjalan optimal, mayoritas hewan ternak yang terjangkit sedang dalam proses pemulihan,” seru Adhy Karyono, Selasa (14/1/2025).
Pihaknya, lanjut Adhy, telah memantau beberapa sentra ternak untuk memastikan pengobatan, vaksinasi, dan pencegahan berjalan sesuai rencana. Langkah-langkah strategis telah diambil seperti pemeriksaan ketat pada lalu lintas perdagangan sapi dengan syarat minimal satu kali vaksin.
Selain itu, operasi di pasar hewan juga terus dilakukan untuk memberikan pengobatan, vaksinasi, dan penyemprotan disinfektan.
Baca juga: Pj Gubernur Jatim Izinkan Sekolah Melakukan Perjalanan Jauh Namun dengan Catatan
“Dilihat dari data, total 11.317 hewan ternak yang terjangkit PMK. Dari jumlah itu, 70 persen sedang dalam proses pengobatan, 22 persen sudah sembuh, sisanya ada 2,5 persen mati dan harus dipotong paksa,” ujar Adhy Karyono
Koperasi susu dan para pemilik sapi di sentra-sentra ternak seperti Malang dan Pasuruan dengan mandiri dalam melakukan pengobatan, pemberian vitamin, dan vaksinasi. Bahkan, stok vaksin untuk enam bulan ke depan sudah tersedia
Pada kesempatan ini, Adhy Karyono mengatakan, proses 25 ribu dosis vaksin saat ini sedang berjalan. Pemprov Jatim juga telah membeli 320 ribu dosis vaksin tambahan menggunakan APBD, yang siap didistribusikan dalam waktu dekat.
Baca juga: Pj Gubernur Jatim dan Bupati Ngawi Lepas Kepulangan Bayi Kembar Siam dari RSUD Dr. Soetomo
“Bagi peternak yang ingin mandiri, vaksin juga kami siapkan melalui kerja sama dengan asosiasi,” ungkap Adhy Karyono
Terkait penutupan sementara pasar hewan, hingga saat ini ada tiga kabupaten yang telah mengambil keputusan tersebut, yakni Tulungagung, Situbondo, dan Ponorogo.
“Penutupan ini dilakukan atas permintaan warga setempat sebagai langkah preventif. Kita berharap langkah ini bisa membatasi dan mengurangi penyebaran PMK tanpa mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat,” tutup Adhy Karyono. (sby2/ono)