Malang, SERU.co.id – Politeknik Negeri Malang (Polinema) melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melaksanakan kegiatan pembuatan radio pancar ulang (repeater) amatir. Sebagai alat penunjang komunikasi RAPI (radio antar penduduk Indonesia) Kabupaten Malang.
Ketua PKM Polinema, M Nanak Zakaria mengatakan, radio pancar ulang (repeater) amatir menjadi salah satu alat yang tak terpisahkan. Dalam mendukung komunikasi radio antar penduduk di Kabupaten Malang.
“Dengan kehadiran teknologi repeater amatir, kualitas dan jangkauan sinyal radio amatir dapat ditingkatkan secara signifikan. Repeater ini memberi peran vital dalam menyediakan sarana komunikasi yang handal bagi para pengguna radio amatir di wilayah tersebut,” seru Nanak, sapaan akrabnya.
Kegiatan PKM ini diketuai oleh M. Nanak Zakaria, dibantu Rachmad Saptono, Yoyok Heru Prasetyo, Hendro Darmono, Septriandi Wirayoga, Yani Ratnawati dan Ahmad Setiawan.
M. Nanak Zakaria menyampaikan, sistem repeater yang telah dibuat, agar dapat meningkatkan area layanan komunikasi point to point (titik ke titik) dari pengguna. Khususnya layanan komunikasi untuk personel-personel PMI di daerah bencana. Kegiatan PKM ini akan menghasilkan berupa alat portable repeater untuk radio amatir.
Portable repeater merupakan kombinasi dari penerima radio yang menerima sinyal lemah atau tingkat rendah. Dan pemancar radio yang mentransmisikan kembali informasi yang diterima pada tingkat yang lebih tinggi atau daya yang lebih tinggi. Sehingga sinyal dapat menjangkau jarak yang lebih jauh tanpa degradasi yang mengganggu komunikasi.
“Sistem repeater yang dibuat bersifat portable, sehingga relatif mudah untuk dibawa, diinstalasi maupun dibongkar kembali,” imbuhnya.
Dari hasil pengujian, didapatkan data bahwa sistem repeater yang dibuat dapat melayani komunikasi poin to point hingga radius 10 kilometer. Untuk ketinggian antenna sebesar 3 meter dengan daya pancar sebesar 5 watt. Layanan komunikasi ini tersedia selama 5 jam penuh untuk daya battery sebesar 72 watt.

Repeater mempunyai 4 bagian utama, yaitu:
– Tone Control, bagian yang digunakan untuk mengatur level audio dan warna audio yang akan dihubungkan pada system TX (Transmiter).
– Port MIC, Carrier Operated System, Mode COS, dapat digunakan apabila pengguna ingin mengaktifkan TX berdasarkan keberadaan sinyal Squelch (SQLC).
– Sinyal SQLC, akan aktif jika terdapat sinyal Carrier yang terdeteksi oleh RX (Receiver).
– Sistem Switching, bertugas mengaktifkan TX berdasarkan Mode yang dipilih dan Sistem Battery bertugas menyuplai energi listrik ke sistem RX maupun TX
“PKM ini melaksanakan pelatihan instalasi repeater yang bertujuan memberi ketrampilan dalam meng-instalasi piranti Repeater secara efisien di lapangan. Pelatihan ini dibagi atas 2 tahap pelatihan,” ucapnya.
Dalam Pelatihan Instalasi Repeater, peserta dilatih memberi pengarahan mengenai bagaimana melakukan pemasangan perangkat Repeater secara benar. Sehingga dapat dihindari terjadinya kerusakan perangkat akibat salah pemasangan.
“Pelatihan kami lanjutkan dengan melatih peserta untuk melakukan setting pada perangkat repeater tersebut. Setting tersebut meliputi setting frekuensi kerja, setting kode tone yang digunakan, lama pembicaraan (ToT), daya yang digunakan dan mode aktifasi (COR atau VOX),” terangnya.
Pelatihan selanjutnya, yakni pelatihan instalasi antena, pemasangan antena dengan segala kelengkapannya. Dalam pelatihan ini, peserta dilatih merakit antena dengan benar, memasang antena pada tiang penyangga, menginstalasi tiang penyangga dan menguji sistem antena dengan benar.
Berikutnya, pelatihan penggunaan perangkat, dimana peserta dilatih untuk mensetting pesawat genggam yang mereka gunakan, agar dapat berkomunikasi dengan sistem Repeater. Pelatihan terdiri dari pelatihan setting frekuensi dan pelatihan setting kode Tone yang digunakan.
“Harapannya, kegiatan ini dapat mengatasi kendala dan permasalahan komunikasi saat para relawan dari kedua mitra ini melaksanakan kegiatan di lapangan,” tandasnya. (*/rhd)