SRPB Jatim Gelar Pelatihan Penyelamatan di Ruang Terbatas

SRPB Jatim Gelar Pelatihan Penyelamatan di Ruang Terbatas
Pelatihan khusus Asesmen Risiko pada Penyelamatan Ruang Terbatas bagi anggota organisasi mitra Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur. (foto:ist)

Mojokerto, SERU.co.id – Puluhan anggota organisasi mitra Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur mengikuti pelatihan khusus yang merupakan bagian dari Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR) Edisi 57. Pelatihan ini mengusung tema Risk Assessment for Confined Space Rescue (Asesmen Risiko pada Penyelamatan Ruang Terbatas) dan dilaksanakan di Vertical Rescue Accessina, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, pada Jumat (29/11/2024).

Pelatihan ini menarik minat peserta dari berbagai daerah. Tak hanya peserta dari Mojokerto dan sekitarnya, tetapi juga dari Malang, Sidoarjo, Jombang, Surabaya, Pasuruan, Tuban, dan berbagai wilayah lain di Jawa Timur. Bahkan, beberapa peserta sudah hadir sehari sebelum pelatihan dimulai.

Bacaan Lainnya

Pemateri utama dalam pelatihan ini adalah M. Asruri Syam, Direktur Vertical Rescue Accessina yang juga menjabat sebagai Direktur Asosiasi Ruang Terbatas serta Pengurus Pusat Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI). Pemateri kedua adalah Dedy Muldiana, Dewan Ahli Asosiasi Ruang Terbatas dan Pengurus Pusat ARAI.

Baca juga: Potensi Gempa Megathrust Jadi Isu dalam Rakor SRPB

Dalam sesi pelatihan, M. Asruri Syam menjelaskan pentingnya pengenalan ruang terbatas (confined space) bagi relawan kebencanaan. Pasalnya, para relawan seringkali dihadapkan pada tantangan penyelamatan korban bencana di ruang terbatas, seperti sumur.

“Yang perlu dipahami adalah cara yang aman untuk menolong korban yang terjebak di dalam sumur. Yang paling utama, tim penyelamat jangan sampai menjadi korban. Ingat, selamatkan diri sendiri sebelum menolong orang lain,” tegas Asruri Syam, yang sehari-hari berprofesi sebagai instruktur keselamatan kerja.

Menurutnya, pelatihan terkait ruang terbatas umumnya dilakukan untuk perusahaan-perusahaan. Namun, kali ini pelatihan diadakan untuk relawan kebencanaan, yang membuatnya menjadi lebih spesial.

Sementara itu, Dedy Muldiana menekankan bahwa tim penyelamat harus terlebih dahulu memahami identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan langkah-langkah pengendalian. “Sebelum bertindak, tim penyelamat harus melakukan asesmen terlebih dahulu untuk meminimalkan risiko,” ujar Dedy, yang juga anggota Wanadri 1989.

Acara ini dibuka oleh Koordinator Bidang Humas SRPB Jawa Timur, Rizki Daniarto, yang mewakili Koordinator SRPB Jawa Timur, Subekti Rachmat Kurniawan. Dalam sambutannya, Rizki Daniarto berpesan agar para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh dalam pelatihan ini untuk kegiatan tanggap bencana.

“Manfaatkan ilmu yang diberikan oleh pemateri sehingga dapat berguna saat tanggap bencana. Jangan lupa untuk berbagi pengetahuan kepada rekan-rekan lain agar ilmu ini bisa bermanfaat lebih luas,” kata Rizki Daniarto.

Pelatihan ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Vertical Rescue Accessina, Rumah Zakat (RZ), Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Jawa Timur, Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Jawa Timur, Relindo Jawa Timur, Nurul Hayat, Dompet Dhuafa Jawa Timur, MBC Malang, I-DERU, Inavor Jawa Timur, Relawan Surabaya, Marchaz Pudding & Cake, IAAP Peduli, Regu Penolong Malang Raya, dan Yayasan Cahaya Ikhlas Mulia (CIM). (*/ono)

disclaimer

Pos terkait