Malang, SERU.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur (Jatim) sebut puncak suhu dingin akan terjadi pada Agustus dan September. Dimana diprediksi penurunan suhu tersebut hingga mencapai 16-17 derajat celcius.
Forecaster Stasiun Klimatologi, Pety Yuliana Sari menuturkan, dari hasil penelitian fenomena tersebut diduga disebabkan karena masuknya angin timuran atau monsun Australia yang kering mengalir melewati wilayah-wilayah Indonesia, sehingga membawa dingin pada malam hingga pagi hari.
“Fenomena seperti ini fenomena normal. Kalau warga menyebut sebagai bediding yang terjadi pada musim kemarau. Suhu udara hari ini dari 30 hingga 17 derajat celcius. Tapi kelembapan udara 60 persen,” seru Pety, Selasa (25/6/2024).
Pety menerangkan, dengan adanya hal tersebut pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar lebih menjaga kesehatan tubuh dan banyak mengkonsumsi air putih. Dimana perubahan suhu ini dapat berpotensi mengakibatkan tubuh mengalami dehidrasi.
Dirinya menambahkan, pihaknya juga menghimbau bagi warga yang hendak beraktivitas di luar ruangan hendaknya menggunakan pelindung kulit seperti sunblock. Walaupun dingin, tetapi sinar radiasi ultraviolet (UV) tetap menyengat.
Pety menyebut, diperkirakan masa kemarau tersebut diperkirakan akan mencapai empat sampai lima bulan serta diperkirakan juga mengalami La Nina. Dirinya menyebut, dampak dari fenomena tersebut dapat berpotensi peningkatan curah hujan yang lebih panjang dan signifikan. Sehingga tidak menutup kemungkinan dapat terjadi bencana hidrometeorologi rawan terjadi di berbagai wilayah.
“Kalau tahun kemarin mengalami El Nino jadi musim kemaraunya lebih kering, dampaknya berkurangnya curah hujan, kalau tahun ini prediksinya La Nina,” terangnya. (wul/mzm)
View this post on Instagram