Malang, SERU.co.id – Setelah 27 tahun terbelenggu konflik, 545 dari 1.900 hektar tanah milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Kalibakar yang selama ini dikuasai warga akhirnya dilakukan islah (perdamaian), Kamis (4/4/2024). Warga Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang yang selama ini menguasai lahan masih bisa memanfaatkan dengan sejumlah ketentuan yang disepakati dengan PTPN.
Bupati Malang, HM Sanusi berharap, dengan dilakukannya nantinya islah ini, nantinya kedua belah pihak bisa saling menguntungkan menggarap tanah negara. Untuk diketahui, lahan di Kalibakar ini sudah terkenal sejak zaman Belanda, merupakan lokasi penghasil kakao terbaik dunia.
“Maka saya berharap investor dari mancanegara perlahan bisa berinvestasi di Kabupaten Malang,” seru Sanusi, kepada awak media.
Baca juga: Konflik LMDH Dan Petani Kopi Desa Darungan Terus Berlanjut
Sementara itu, Region Head PTPN 1 Regional V, Ir Winarto menyebut, untuk sisa dari 545 hektar tersebut akan dilakukan pembicaraan secara bertahap.
“Sisanya nanti bertahap. Kita lihat projek ini dulu,” seru Winarto, kepada awak media.
Winarto mengaku, selama bertahun tahun tersebut pihaknya terpaksa harus membayar pajak sebesar Rp4 miliar, namun tanah tersebut dikelola oleh masyarakat. Meskipun mengalami kerugian tersebut, dirinya kini sudah mulai senang dengan adanya perdamaian tanah Kalibakar ini.
“Ini titik awal untuk melangkah ke jenjang yang lebih baik lagi yang saling menguntungkan. Nanti masih ada proses lagi,” katanya.
Di sisi lain, Kepala Desa Bumirejo Sugeng Wicaksono membeberkan, atas keputusan dan penandatangan yang telah dilakukan ini, sesegera mungkin pihaknya akan melakukan pembahasan guna menata konsep kedepannya.
“Masyarakat tidak lagi ditakut-takuti, diancam pidana maupun perdata,” katanya.
Dirinya mengaku, selama ini pengelola lahan dalam hal ini adalah masyarakat juga mendapatkan bentuk intimidasi. Seperti dilaporkannya ke pihak polisi dan lain sebagainya.
“Tanah yang dikelola di desa kami (Bumirejo) seluas 545 hektare dengan dimanfaatkan 700 kepala keluarga (KK). Total jumlah penggarap 1.100. Hari ini masyarakat sudah aman mengelola karena sudah islah,” katanya.
Wicaksono menuturkan, akan melakukan rembukan terlebih dahulu untuk pembagian hasil dengan pihak yang selama ini berselisih.
“Untuk pembagian hasil dengan PTPN?, akan didiskusikan secara bareng-bareng,” tambahnya. (wul/ono)