Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Batu, Dwi Mardiana Susilawati mengapresiasi, kepercayaan yang diberikan kepada TP PKK Pemkot Batu. Dimana anak-anak merupakan aset bangsa yang perlu diarahkan bakat dan kemampuannya sejak usia dini
“Kita sebagai manusia tidak ada yang sempurna, maka keberadaan anak-anak autism harus kita dampingi dan sayangi. Sebab Kota Batu bukan hanya ramah anak, tapi juga ramah anak berkebutuhan khusus atau autism. Mudah-mudahan kegiatan ini memberikan manfaat dan barokah, terutama di bulan Ramadan yang berlimpah pahala,” ungkap Mardiana, sapaan akrabnya.
Menurutnya, anak-anak merupakan titipan Tuhan Yang Maha Esa dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai manusia, memiliki kewajiban menjaga, memelihara dan menumbuhkembangkan mereka menjadi insan yang berguna bagi bangsa dan negara.
“Salah satunya, pengembangan bakat, minat dan hobi anak-anak melalui Lomba Lukis Tong Sampah dan Lomba Lukis Topi ini. Nantinya karya pemenang akan ditandatangani oleh Pj Wali Kota Batu, dan ini kali pertama. Kalian harus bangga,” tegasnya.
Baca juga: Buktikan Kemampuan, Puluhan Anak Autism Cat Musala Al Ikhlas Tlekung Batu
Harapannya, anak-anak menjadi individu yang mandiri sesuai harapan orang tua. Dengan spektrum keberagaman autism dan menginspirasi masyarakat dengan karya. Seperti lomba yang diikuti oleh siswa PAUD, TK dan SD, baik peserta iklu
“Meski mereka autism, tapi memiliki potensi dalam beberapa hal. Kita melibatkan semua lapisan masyarakat untuk pendampingan, dimana anak yang normal ikut mendampingi anak autism. Sehingga secara inklusi bisa tumbuh kembang bersama tanpa perbedaan,” tandasnya.
Senada, Founder dan CEO Malang Autism Center (MAC), Mohammad Cahyadi menjelaskan, setelah pelatihan dari rupa citra kemarin, anak-anak autism membuktikannya. Dari 8 hari pelatihan yang mereka terima sebelumnya, dilanjutkan praktek kerja nyata selama 4 hari.
“Kita dapat lihat dan saksikan bahwa anak kebutuhan khusus autism sekalipun, selama diberikan kesempatan, latihan, pendampingan dan bimbingan. Maka mereka juga bisa mengerjakan dan menuntaskan pekerjaan tersebut,” ucap Acai, sapaan akrabnya.
Di sisi lain, ada banyak penelitian yang menyebutkan, penyandang autisme memiliki fokus dan kreativitas tinggi. Pelatihan keterampilan berbasis seni juga dipercaya sebagai salah satu aktivitas terbaik untuk menggali kreativitas tersebut dan mengembangkannya ke arah yang positif.
“Cara pandang terhadap anak autism, kata kuncinya adalah perilaku yang sudah membaik. Semuanya melalui rangkaian proses panjang, yang membutuhkan energi, waktu dan materi yang tidak sedikit,” tandasnya. (rhd)