Terkait ekonomi kreatif, pihaknya didorong oleh pemerintah agar dapat menjadi supporting program tersebut, salah satunya di MCC. Caranya dengan memberikan layanan pembiayaan atau permodalan kepada pelaku usaha atau komunitas kreatif di MCC.
“Ada banyak skema yang bisa ditempuh, dimana untuk MCC ini programnya dikustom, karena memang perlakuannya berbeda. Ada yang butuhnya kontrak, butuh sarana prasarana, pembinaan dan lainnya. Sehingga penanganan dan solusinya juga berbeda,” imbuh Sugiarto.
Menurutnya, solusi yang bisa diberikan saat ini adalah SCF (securities crowdfunding).untuk mengatasi masalah pembiayaan. Pasalnya, skema bisnis ini memudahkan dalam memperoleh pendanaan dari pasar modal. Dimana securities crowdfunding (SCF) merupakan metode pengumpulan dana dengan skema patungan yang dilakukan oleh pemilik bisnis atau usaha untuk memulai atau mengembangkan bisnisnya.
“Yang lebih mudah jika UMKM tersebut memiliki badan usaha, berbeda ketika perseorangan akan susah mendapatkan. Sebab melalui SCF, pelaku usaha dapat mengeluarkan surat hutang atau surat saham,” terangnya.
Dengan model SCF, hal tersebut lebih menguntungkan dibandingkan meminjam uang. Dimana pelaku usaha dapat menjual kepemilikannya untuk membayar hutang atau sahamnya jika tidak bisa membayar pinjaman SCF.
“Kalau hutang di perbankan kan harus bayar uang pokok dan bunganya tiap bulan. Jika melalui SCF, maka bunganya bisa dibayarkan saat akhir periode atau pembagian deviden. Bulan lagi tiap bulan,” tandasnya. (rhd)
