Bojonegoro, SERU.co.id – Pemkab Bojonegoro terus berupaya melakukan pemerataan program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan akses sambungan listrik bagi warga tidak mampu. Sesuai rencana, dalam P-APBD 2023 akan ada tambahan 3.028 unit RTLH akan terima bantuan dan 600 sambungan listrik bagi warga tidak mampu.
Saat sosialisasi Bansos Aladin dan bantuan sambungan listrik di Desa Meduri Kecamatan Margomulyo, Jumat (28/07/2023), Bupati Anna Mu’awanah menuturkan salah satu tugas pemerintah adalah memberi pelayanan dan kenyamanan kepada masyarakat. Bupati juga memastikan semua bentuk bantuan program dari pemerintah bersifat gratis tidak ada pungutan biaya.
“Kami memohon doa dan dukungan agar program-program pemerintah dapat terlaksana tepat sasaran dan tepat guna,” kata Bupati.
Menurut Bupati, Pemkab Bojonegoro telah menjalankan program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) atau Aladin dan akses sambungan listrik bagi warga yang tidak mampu. Selama empat tahun, Pemkab telah membangun sekitar 19.500 unit RTLH.
Berdasarkan data portal Satu Data Bojonegoro, jumlah program Aladin meningkat secara signifikan. Pada 2018, ada 1.194 unit rumah yang direnovasi. Lalu tahun 2019 meningkat menjadi 1.558 unit. Pada 2020 sebanyak 3.743 unit dan Tahun 2021 sebanyak 5.415 unit. Sedangkan di Tahun 2022 ada sebanyak 6.033 unit. Untuk tahun 2023, dianggarkan 296 unit, namun di Perubahan APBD ada tambahan 3.028 unit.
Ibu Pembangunan Bojonegoro ini juga menuturkan bahwa wilayah Kecamatan Margomulyo dan Ngraho termasuk wilayah yang rawan kekeringan. Sehingga salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah adalah menyiapkan pembangunan Bendungan Karangnongko.
“Kalau hal ini bisa terealisasikan, bendungan ini dapat difungsikan untuk pengairan baik untuk pertanian maupun air bersih yang dapat digunakan setiap hari dan dapat menjadi solusi kekeringan di wilayah tersebut,” tuturnya.
Bupati Anna juga mengimbau masyarakat Kecamatan Margomulyo dan Ngraho untuk mendukung putra-putrinya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Orang tua perlu mendorong putra-putrinya agar tak berhenti pada jenjang SMA saja.
“Karena saat ini Pemkab Bojonegoro telah menyediakan banyak peluang melalui berbagai macam beasiswa pendidikan baik di perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta,” imbuhnya. (*/ono)