Banjarnegara, SERU.co.id – Dukun pengganda uang di Banjarnegara Bernama Mbah Slamet diduga telah membunuh banyak korban sejak 2020 lalu. Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, Mbah Slamet sudah ditetapkan sebagai tersangka dan mengakui perbuatannya.
Kendati demikian, ia mengaku lupa tentang identitas para korban karena kebanyakan bukan merupakan warga Banjarnegara.
“Jadi hasil tadi malam kita periksa, tersangka mengaku membunuh korbannya sejak tahun 2020, tapi dia lupa nama-nama identitasnya karena kebanyakan warga luar Banjarnegara katanya. Makanya disini kami juga ada kendala melakukan identifikasi korban,” seru Hendri, Selasa (4/4/2023).
Sejumlah korban dikubur di kebun di Desa Balun, Banjarnegara. Polisi melakukan penggalian di sekitar lokasi tersebut dan menemukan 10 mayat yang berhasil dievakuasi. Beberapa dari korban bahkan dikubur dalam satu liang lahat yang sama. Para korban kemudian dibawa ke RSUD Hj Lasmanah Banjarnegara untuk dilakukan identifikasi.
Kasus ini berawal dari laporan GE, anak salah seorang korban berinisial PO, pada Maret lalu. GE menerima pesan dari adiknya yang mengatakan jika dirinya berada di rumah Mbah Slamet. PO sebelumnya berpesan jika dirinya tidak pulang sampai Minggu (26/3/2023), maka GE dan adiknya diminta untuk datang ke rumah Mbah Slamet dengan didampingi aparat.
“Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat,” bunyi pesan PO kepada anaknya.

Atas laporan itu, petugas Polres Banjarnegara langsung melakukan penyelidikan hingga akhirnya menemukan jasa PO. Mbah Slamet membunuh PO dengan cara diberi minuman yang telah dicampur Potasium sianida.
Slamet melakukan aksi penipuan dengan modus penggandaan uang selama lima tahun belakangan. Korban PO sebelumnya sudah menyetorkan uang kepada Slamet hingga berjumlah Rp 70 juta untuk digandakan menjadi Rp 5 miliar. Namun, Slamet tak kunjung memberikan hasil penggandaan uang tersebut sehingga korban terus menagih.
“Korban terus menagih mana hasil penggandaan uangnya. Akhirnya tersangka kesal dan memberikan minuman berisi potas kepada korban,” jelas Hendri.
Selain Mbah Slamet, seorang tersangka lainnya adalah BS yang berperan sebagai perantara pemasaran. BS menawarkan jasa Mbah Slamet lewat media social Facebook. (hma/rhd)
View this post on Instagram
Baca juga:
- FKH UB Edukasi Manajemen Kurban dengan Prinsip Ihsan dan Higienis ke Anggota DMI dan Juleha
- Bupati Jember Raih Predikat WTP dari BPK
- Diduga Cemarkan Nama Baik, Ketua Komisi IV DPRD Laporkan Dua Akun Sosmed ke Polres Situbondo
- UB Kukuhkan Lima Profesor Baru Lintas Bidang Ilmu
- BPN Dorong Sensus Percepat 751 Lahan Wakaf Kota Malang Segera Bersertifikat