Batu, SERU.co.id – RS Baptis membantah adanya pingpong dan penolakan rawat pada pasien bernama Kalimah (66), warga Junwatu, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Bagian Humas RS Baptis Batu, Desi Arista, ada miss komunikasi antara RS dan pihak pasien, serta tidak sepenuhnya cerita yang dikeluhkan tepat adanya.
Waktu itu, kilah Desi, kedatangan Kalimah pada Rabu (29/1/2020) sudah mendapatkan pelayanan pertama dokter penyakit dalam, dan direkomendasikan pada doktet saraf. Tapi karena pelayanan dokter saraf baru bisa dilakukan sore hari, akhirnya baru bisa tertangani sore harinya.
“Sesuai ketentuan pasien pengguna BPJS Kesehatan, maksimal sehari dua kali pelayanan. Pasien juga sudah ditangani dua dokter spesialis yaitu penyakit dalam dan syaraf. Karena ada jeda waktu praktik dokter yang membuat penangganan jadi lama,” terang Desi, Minggu (2/2/2020), melalui sambungan telepon.
Itu pun, lanjut Desi, sudah sesuai jadwal praktek dokter dan pasien sudah ditangani. Untuk rekomendasi rawat inap tergantung keputusan dokter. Setelah memberikan pelayanan kepada Kalimah, pihak RS Baptis menginformasikan pelayanan berikutnya.

“Pelayanan berikutnya tanggal 29. Namun, pihak Kalimah datang ke RS Baptis pada Jumat (31/1/2020). Karena tidak ada jam dokter akhirnya ditangani dokter pengganti. Jadi tidak ketemu dokternya langsung,” tambah Desi.
Meski begitu, kedatangan kedua kalinya tetap ditangani oleh dokter. Pasien menderita luka di kaki dan diberikan obat. “Sekali lagi, dokter tidak merekomendasikan rawat inap terhadap Kalimah. Keputusan rawat inap bukan bagian administasi yang menentukan, tapi dokter,” bebernya.
Tapi setidaknya ada pertolongan dari RS saat itu. Desi berharap pihaknya ingin komunikasi dengan keluarga pasien terbangun baik. Apalagi pasien berasal dari Desa Junrejo, yang notabene berada di Kecamatan Junrejo, satu kecamatan dengan RS Baptis.
“Kita ini satu wilayah. Kalau bisa disampaikan di awal, kami sangat terbuka. Maksudnya, sejak awal keluarga bisa menyampaikan keluhan, sehingga kami bisa menolong. Masak pasien luar Kota Batu bisa, yang terdekat kami abaikan?” tegas Desi.
Sebelumnya, warga Jalan Diponegoro Atas , Dusun Junwatu, RT 5 RW 1, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo bernama Kalimah merasa dipingpong oleh RS Baptis. Dua kali kedatangannya, mereka mengaku tidak dilayani dengan semestinya. Padahal Kalimah dalam kondisi drop dan berencana rawat inap, tapi tidak direkomendasikan dan disarankan untuk pulang.
Padahal untuk berobat, Kalimah harus ditandu beberapa warga dan relawan melewati jalan sempit, licin dan bebatuan berjarak 200 meter dari akses jalan terdekat. (rka/rhd)