Menggunakan sejumlah metode yang adaptif, seperti pembelajaran menggunakan gambar dan aktivitas. Jarik Ma’Siti dalam tiga tahun implementasinya telah menyentuh ratusan siswa istimewa di SMPN 10 Kota Malang. Replikasi pun saat ini tengah dikembangkan pada sejumlah sekolah lain.
“Jarik Ma’Siti, alhamdulillah sangat baik progresnya. Maka kami pun saat ini dalam proses menyiapkan perwal pendidikan inklusi yang core-nya banyak diambil dari pembelajaran di SMPN 10,” terang Suwarjana, Kadisdikbud Kota Malang, yang berkomitmen untuk memperkuat regulasi replikasinya.

Terpisah, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji sangat mengapresiasi capaian ini. Dan meminta Jarik Ma’siti terus dikembangkan serta dievaluasi.
“Ini adalah bagian ikhtiar Kota Malang mewujudkan pendidikan yang makin setara untuk anak-anak kita. Memenuhi amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Terima kasih dan jangan berhenti berkarya,” pesan Sutiaji. (rhd)
Baca juga:
- Pelajar SMK di Malang Hilang Terbawa Arus Sungai Usai Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas
- Kenaikan Harga Jelang Nataru, Akademisi UMM Desak Pemerintah Perkuat Sistem Pangan Berkelanjutan
- Banjir Bandang Terjang Sumatra, Akademisi UMM Soroti Lemahnya Pengawasan dan Penegakan Hukum
- Raih Predikat Hotel Terfavorit di Batu Tourism Award 2025, Ini Kata GM Aston Inn Batu
- Bupati Sumenep Selamatkan Pegawai Honorer, Ribuan Pegawai Diangkat PPPK Paruh Waktu








