Demi Kenyamanan Pengunjung, Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Ranupani Bakal di Tata Ulang

Lumajang. SERU – Beberapa perencanaan pembangunan infrastruktur wisata Ranupani dan Ranuregulo yang telah terkonsep oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang, bakal dilakukan penataan kembali. 


Perencanaan seperti pembangunan Amphitheater yang ditempatkan di area Ranuregulo, bakal dialihkan pada lahan kawasan Danau Ranupani yang berdekatan dengan Camping Ground. Sebab, beberapa masyarakat setempat berkeinginan agar potensi lahan Ranuregulo dibiarkan tetap alami. 


Dalam kegiatan dialog bersama antara Pemkab Lumajang bersama Pemerhati Lingkungan, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, M ML., menyampaikan beberapa perencanaan terhadap pengembangan wisata Ranuregulo dengan mendukung sarana prasanarana pengelolaan glamping (Glamour Camping) di beberapa tempat yang berpotensi dapat dilakukan pembangunan.


Menurutnya, dengan adanya Glamping para pengunjung bisa lebih nyaman dalam menikmati keindahan wisata Ranuregulo saat camping. 


“Saat ini yang lagi treen ini Glamping, nanti akan kami konsep dengan fasilitas menginap yang memadai,” kata bupati di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Senin (24/12/19). 
Setelah dicermati bersama dengan para pemerhati lingkungan, pembangunan Glamping ini akan ditempatkan di beberapa titik area Ranuregulo. 


Pembanguan lain, terkait akses jalan Ranupani ke Ranuregulo juga bakal dilakukan pembenahan, sehingga para pengunjung dapat melawati dengan nyaman sekaligus bisa menikmati keindahan di sepanjang jalan Ranupani dan Ranuregulo. 


“Tentu kami komitmen bagaimana orang – orang yang berwisata, betul – betul menikmati kealamannya,” ujarnya 


Selain itu, Bupati juga berkeinginan agar Wisata Ranupani  menjadi pusat penyelenggaraan even – even, baik dalam konteks kebudayaan maupun kesenian, sehingga dapat menarik wisatawan nasional maupun internasional.


Sebelumnya ,pada hari yang sama Bupati mendatangi Kantor TNBTS di Ranupani,untuk melakukan koordinasi dan klarifikasi dengan pihak pengelola.Hal tersebut dalam rangka menanggapi adanya laporan masyarakat terkait penarikan tiket masuk area TNBTS.


Usai melakukan koordinasi, bupati menjelaskan bahwa tiket yang diberlakukan di pintu TNBTS di kawasan Burno, Kecamatan Senduro (sebelum ireng ireng), bukan tiket masuk TNBTS, melainkan tiket masuk untuk wisata kawasan Bromo dan Ranu Regulo.


“Ini tadi saya sudah berbincang dengan teman-teman TNBTS,  tiketing yang di pos ireng-ireng adalah tiketing yang berlaku untuk yang mau ke Bromo dan Regulo ,” ujar bupati yang akrab disapa Cak Thoriq itu.


Yang dikenakan tiket masuk hanya wisatawan yang akan melakukan wisata ke Bromo dan Ranu Regulo. Sementara, untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke Ranupani atau hanya sebatas melintas dikawasan tersebut tidak dikenakan pembayaran tiket. “Tinggal menyampaikan ke pihak petugas, terkait keperluan melalui jalur TNBTS,” lanjut Cak Thoriq.


Masih kata Cak Thoriq, adanya pos di pintu masuk kawasan TNBTS, berfungsi untuk memantau kawasan TNBTS dan sekitarnya agar tetap terjaga kelestarian alamnya. Sekaligus berfungsi untuk memantau kejadian darurat yang terjadi disekitar hutan, sehingga dapat segera tertangani. (Thr).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *